Bloomberg Technoz, Jakarta - Jelang tutup tahun pasar aset kripto semakin volatil. Pasca roller coaster sepanjang November hingga awal bulan ini, mata uang digital mencoba menapaki level lebih stabil US$93.000-an. Apakah crypto winter tengah terjadi?

Data perdagangan yang berlangsung selama 24 jam mencatat Bitcoin, sebagai koin kripto asli, mampu menembus batas tertinggi (all-time-high/ATH) pada awal Oktober di US$126.000. Sejak saat itu harga drop hingga terendahnya pernah di US$80.742 pada pekan kedua November.

Alhasil valuasi menguap lebih dari US$1 triliun, sekaligus membenamkan keuntungan dalam perjalanan bullish Bitcoin sejak awal tahun. Secara year-to-date (YTD) Bitcoin hingga pukul 13.15, Kamis (4/12/2025) hanya +0,42% atau ada di level US$93.100,14 atau setara Rp1,54 miliar.

Koin kripto lain seperti Ether mengalami kejatuhan sekitar 40%  dari level ATH pada bulan Agustus. Sempat drop hingga US$2.684 pada 21 November dan kembali longsor US$2.736, kini ETH mencoba bertahan pada kisaran US$3.223 hingga hari Kamis siang.

Kebangkitan Ether oleh pelaku pasar direlasikan dengan pembaruan Fusaka di mainnet pada Rabu. Ethereum diketahui memperkenalkan perubahan pada ketersediaan data dan kapasitas blok yang menurut pengembang akan mendefinisikan fase skalabilitas berikutnya, dikutip dari Decrypt.