"Dalam 3 bulan terakhir itu tidak terjadi, terbalik. Jadi suku bunganya harus meningkat, tetapi dolarnya melemah. Jarang sekali terjadi. Ini artinya pasar global pun meragukan kredibilitas dari perekonomian Amerika Serikat saat ini dan sampai akhir tahun dan mungkin tahun depan," ungkapnya.
Di kondisi seperti itu, dukungan fiskal Indonesia memberikan daya tarik pada investor. Meski begitu, Febrio menekankan, menjaga disiplin fiskal juga harus dilakukan beriringan dengan komunikasi yang baik pada pasar agar APBN tetap terjaga.
"Kalau kita menjaga disiplin fiskal, itu bukan demi fiskalnya saja. Bahkan sebenarnya tidak pernah demi fiskalnya saja. Kita menjaga disiplin fiskal adalah supaya APBN-nya sehat, supaya APBN-nya mampu menghadapi situasi global yang tidak menentu seperti sekarang," jelasnya.
Menurut dia, hal ini dilakukan dengan cara pemerintah memberikan stimulus ekonomi seperti bantuan sosial upah, bantuan sosial bagi masyarakat miskin hingga diskon tiket perjalanan.
"Dengan tantangan yang sudah secara global ini, kita harapkan kita bisa pertahankan resiliensi ekonomi kita dalam jangka pendek sampai nanti," pungkasnya.
(lav)
