Logo Bloomberg Technoz

Menteri ESDM: RI Butuh Rp 15.000 T untuk Bisa Bebas Emisi Karbon

Elisa Valenta
24 January 2023 14:21

Menteri ESDM Arifin Tasrif (kiri) bertemu dengan CEO Hitachi Energy Claudio Facchini di sela acara World Economic Forum2023 di Davos. (Dok. ESDM).
Menteri ESDM Arifin Tasrif (kiri) bertemu dengan CEO Hitachi Energy Claudio Facchini di sela acara World Economic Forum2023 di Davos. (Dok. ESDM).

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut Indonesia membutuhkan setidaknya lebih dari US$ 1 triliun atau setara Rp 15.000 triliun (asumsi Rp 15.000/US$) untuk membangun pembangkit energi dengan nol emisi karbon (net zero emission).

"Butuh dana investasi yang sangat besar, lebih dari US$ 1 triliun sampai 2060. Kebutuhan dana makin besar saat pembangkit listrik tenaga batubara dihentikan lebih cepat dan digantikan dengan listrik EBT (Energi Baru dan Terbarukan)," ujar Arifin saat berbicara di World Economic Forum di Davos, dikutip Selasa (24/1/2023).

Arifin mengatakan perjalanan Indonesia mencapai target NZE membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dalam peta jalan NZE Indonesia, lebih dari 56 Giga Watt (GW) Battery Energy Storage System (BESS) dan ratusan juta kendaraan listrik akan beroperasi tahun 2060.

"Ini membuka ruang yang sangat besar dan potensial untuk investasi. Dibutuhkan pendanaan lebih dari US$ 40 miliar untuk program ini," jelasnya.

Arifin mengatakan transisi penuh menuju net zero emission hanya bisa dicapai melalui kemajuan teknologi, mendorong inovasi, dan perbaikan secara konstan.