Beberapa negara anggota Uni Eropa telah memberi sinyal akan mendorong lebih banyak perubahan, khususnya seputar perlakuan terhadap kendaraan hibrida plug-in dan mekanisme kepatuhan.
Menurut analis Jefferies yang dipimpin oleh Philippe Houchois dalam catatan pekan lalu, pangsa pasar EV produsen seperti Volkswagen, BYD, dan Renault mengalami pertumbuhan dengan mengorbankan Tesla, BMW, dan Mercedes.
Pabrikan massal memperluas penawaran model dengan harga lebih rendah. Setelah meluncurkan mobil kota R5 E-Tech yang populer, Renault akan mulai menjual Twingo listrik tahun depan. Harganya akan kurang dari €20.000 (US$23.499).
Pada tahun depan, insentif pemerintah yang direncanakan untuk penjualan EV di Jerman dan Spanyol diperkirakan akan memberikan dampak positif.
"Eropa dapat mencatatkan tingkat pertumbuhan tertinggi [untuk mobil listrik baterai saja]," beber Houchois.
Ada beberapa titik terang bagi perekonomian kawasan ini. Konsumen diperkirakan akan membantu mendorong pertumbuhan di tengah ketegangan perdagangan global yang merugikan ekspor. Pekan lalu, para pejabat Bank Sentral Eropa menaikkan proyeksi pertumbuhan untuk dua tahun ke depan.
Meski hal ini menjadi kabar baik bagi industri otomotif, permintaan di seluruh Eropa belum pulih ke level pra-pandemi karena harga naik dan pembeli menunda pembelian akibat lonjakan biaya hidup.
"Harga mobil baru yang tinggi, ekonomi yang lemah, dan berbagai krisis politik, sosial, dan ekonomi berdampak buruk," jelas Constantin M Gall, konsultan spesialis sektor otomotif dari EY, tentang Jerman, pasar terbesar di kawasan ini. "Baik individu maupun perusahaan enggan mengambil keputusan investasi."
Konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan pembelian di masa mendatang dengan peluang pelonggaran aturan Uni Eropa terkait penjualan mobil bermesin pembakaran setelah tahun 2035.
Produsen mobil seperti VW dan BMW sedang mempertimbangkan penambahan EV dengan mesin pembakaran berkapasitas kecil untuk memperpanjang jangkauan secara bertahap.
(bbn)
