Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Pertamina (Persero) disebut menggunakan etanol impor dalam memproduksi bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bauran bioetanol 5% atau E5, dengan merek dagang Pertamax Green 95.

Alasannya, etanol fuel grade dari bahan baku nabati produksi dalam negeri diduga memiliki perbedaan standar spesifikasi dan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk impor.

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Ketahanan Energi untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI) Ali Ahmudi Achyak menyatakan Pertamina mensyaratkan bioetanol yang digunakan memiliki standar mutu tertentu dengan volume besar, sementara bioetanol lokal produksinya terbatas dan cenderung fluktuatif.

Di sisi lain, Ali memandang harga bioetanol dari industri tebu lokal masih terbilang lebih mahal dibandingkan dengan bioetanol impor atau dari sumber bahan baku lain.

Dengan begitu, berdasarkan informasi yang dihimpun Ali, Pertamina diduga mengimpor bioetanol untuk menambal kebutuhan bahan bakar nabati tersebut.