Bloomberg Technoz, Jakarta - Bitcoin masih mengalami fase bearish usai mampu menembus level terbaiknya (all time high) pada 22 Mei 2025, di US$111.946,39 (sekitar Rp1,81 miliar), meninggalkan zona US$109.000. Meski begitu analis menilai peluang lompatan BTC bakal terjadi dalam jangka panjang.

Gert van Lagen, seorang analis pasar menjabarkan hasil analisisnya bahwa Bitcoin bakal mengalami akselerasi sekitar US$325.000 sebelum 5 Juli. Ia mendeskripsikan argumennya dengan menyebut bahwa pasar kini berada di “gelombang ledakan”.

Ditandai dengan sudut curam lebih dari 82 derajat dari posisi bottom, dikutip dari unggahannya di media sosial X. Pola yang ia percayai jika BTC tidak lama lagi akan memasuki periode peningkatan harga cepat.

van Lagen mengutilisasi grafik logaritmik simetis dalam penentuan kisaran harga Bitcoin dengan kisaran harga saat ini di blok US$210.000 - dengan dasar moving average yang terkait dengan momentum Halving dengan garis tren membentuk rising wedge.

#Bitcoin's first Bull Market is set blow off to ~$325k before July 5th.

Target conditions
+ at trend through (I) and (III)
+ Blow-off wave angle of >82 deg from bottom

Provided (!) final wave of (5) is a single impulse

Then, 16 year W1 gets a HTF correction, W2 -> recession pic.twitter.com/5olZUfLWHZ

— Gert van Lagen (@GertvanLagen) May 22, 2025