Mutasi terbaru dari virus tersebut dikenal sebagai subclade K. Varian ini dilaporkan menyebar dengan cepat dan mulai mendominasi kasus flu di beberapa negara, sehingga memicu kekhawatiran global terkait potensi penyebaran lintas negara, termasuk ke kawasan Asia Tenggara.
Menurut Aji, Kemenkes secara konsisten melakukan pemantauan melalui sistem surveilans penyakit menular di berbagai daerah. Setiap temuan kasus influenza dilaporkan secara berjenjang dari daerah ke pusat untuk dilakukan penelusuran lebih lanjut.
“Kami terus memantau perkembangannya. Surveilans di daerah juga terus berjalan dan seluruh laporan disampaikan ke pusat,” jelasnya.
Kemenkes juga berkoordinasi dengan berbagai fasilitas layanan kesehatan dan laboratorium rujukan untuk memastikan deteksi dini terhadap potensi masuknya varian baru influenza dari luar negeri.
Meski demikian, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga daya tahan tubuh, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala flu berat atau berkepanjangan.
Sebelumnya diberitakan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat peningkatan infeksi flu di Amerika Serikat terjadi hampir merata di berbagai negara bagian, menandai potensi musim flu yang lebih parah dibandingkan beberapa tahun terakhir.
Negara bagian New York wilayah menjadi yang paling terdampak. Untuk pekan yang berakhir pada 20 Desember, Departemen Kesehatan Negara Bagian New York melaporkan 71.123 kasus flu positif, jumlah tertinggi yang pernah tercatat dalam satu minggu. Angka tersebut melonjak sekitar 38% dibandingkan pekan sebelumnya.
CDC mencatat New York termasuk dalam 14 negara bagian dengan tingkat kunjungan rawat jalan akibat penyakit mirip influenza yang masuk kategori tinggi hingga sangat tinggi pada pekan yang berakhir 13 Desember.
Selain New York, Distrik Columbia, Kota New York, dan Puerto Riko juga mencatat tingkat aktivitas flu yang mempengaruhinya. Hingga 16 Desember, infeksi flu dilaporkan meningkat atau berpotensi meningkat di 47 negara bagian, dengan penurunan kasus hanya terjadi di Hawaii.
Meski peningkatan flu musiman tahun ini dinilai masih sejalan dengan pola beberapa musim sebelumnya, CDC menyoroti munculnya strain baru, yakni subklade K dari virus influenza A(H3N2). Varian ini sebelumnya dikaitkan dengan wabah flu di Jepang, Inggris, dan Kanada.
(dec/del)
