Meski begitu, Ia mengatakan bahwa tren kenaikan harga telur ayam ras terebut saat ini lebih terkendali dibandingkan pekan-pekan sebelumnya. BPS mencatat kenaikan telur ayam ras masih terjadi di 41,94% wilayah yang ada di Indonesia, dengan kabupaten/ kota yang mencatatkan harga tertinggi yakni Mamberamo Tengah dengan harga Rp100 ribu per kilogram serta Puncak Jaya dan Intan Jaya dengan harga telur ayam mencapai Rp90 ribu per kilogramnya.
Sementara itu, Koordinator Satgas Pengendalian Harga Beras Wilayah Hukum Polda Metro Jaya Ade Safri Simanjuntak menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan rapat koordinasi antar lembaga yang telah dilaksanakan pekan lalu. Dari hasil rapat tersebut, beberapa hal akan dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan harga komoditas tersebut.
“Yang pertama adalah kecepatan penetapan acuan harga guna memastikan kepastian bagi pelaku usaha dan konsumen” kata Ade dalam kesempatan yang sama.
“Yang kedua penerimaan peran middleman sebagai upaya menjaga stabilitas harga dan pelancaran pasokan di lapangan”
Ade mengakui bahwa terdapat penemuan di lapagan yang menyebutkan bahwa di tingkat produsen harga telur sebenarnya stabil, bahkan berada di bawah harga acuan. Namun demikian, setelah sampai di tingkat konsumen, harga telur naik di atas harga acuan yang ditetapkan pemerintah.
“Di mana disini identifikasinya ada middleman yang berperan untuk memainkan harga sebelum masuk sampai ke tingkat konsumen” sebut Ade.
Saat ini Ade mengeklaim bahwa seluruh jajarannya tengah berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memonitor dan mengidentifikasi penyebab kenaikan harga telur ayam di tingkat konsumen. Hal ini kemudian akan dilanjutkan dengan upaya mitigasi pengendalian harga pangan tersebut.
(ell)
