“Kalau kita campur, mandatori itu bisa mengurangi impor kita,” ucap Bahlil.

Target 2028

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menargetkan implementasi mandatori E10 pada 2028, tetapi penerapannya akan dilakukan terbatas hanya untuk sektor non-public service obligation (PSO).

“Dua-tiga tahun, sekitar 2028. Non-PSO dulu, jadi bukan [tahun depan],” kata Eniya.

Eniya mengungkapkan bahwa kebutuhan bioetanol untuk menjalankan mandatori E10 untuk sektor non-PSO akan mencapai 1,2 juta kl.

Lebih lanjut,  Eniya menegaskan pada tahun depan pemerintah akan menggencarkan penggunaan E5, sebab saat ini penerapan BBM dengan campuran etanol 5% masih terbatas.

Selain itu, Eniya mengatakan bahwa Kementerian ESDM sedang menyusun keputusan menteri (kepmen) terkait peta jalan mandatori bensin dengan campuran etanol tersebut. 

(azr/wdh)