"Memang bisa jadi telah bergeser cala pora hirup kita, ke mall mungkin [hanya] untuk makan dan sebagainya. Kalau beli pasti lebih banyak ke online," tutur dia.
Meski demikian, Susi mengakui pemerintah juga akan tetap mengantisipasi jika fenomena baru tersebut akan turut menyebabkan bangkrutnya pusat perbelanjaan di dalam negeri. Itu, kata dia, menjadi tugas pemerintah untuk membuat kebijakan yang berimbang.
"Makanya kemarin kan kita dengan teman-teman di Kemendag juga kita minta membuat program diskon berbelanja, macam-macam-macam. Intinya belanja di mall juga kita bikin program."
Kemendag bersama dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menggelar perhelatan Indonesia Shopping Festival (ISF) tahun ini, yang mulai dilaksanakan pada 14-24 Agustus mendatang.
Ketua Umum APPBI Alphonzus Wijaja mengatakan kegiatan ini akan digelar pada 400 pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia, dengan program diskon besar-besaran hingga 80%, dengan target transaksi mencapai Rp23,32 triliun.
"Target kami bisa mencapai ya sekitar Rp23 sampai dengan Rp23,32 triliun begitu. Mudah-mudahan ini harusnya bisa tercapai karena para asosiasi retail bergabung di ISF ini," kata Alphonzus dalam konferensi pers, belum lama ini.
(ain)
