Erik Larson, Greg Stohr dan Catarina Saraiva - Bloomberg News

Bloomberg, Tekanan terus-menerus dari Donald Trump terhadap Gubernur bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell kembali mengguncang pasar keuangan dan memunculkan pertanyaan mengenai dampak yang akan terjadi jika ia benar-benar memecat pemimpin bank sentral tersebut.

Langkah seperti itu akan menjadi yang pertama dalam sejarah AS dan hampir pasti akan memicu gugatan hukum besar yang menyita perhatian Washington dan Wall Street, serta berujung di Mahkamah Agung.

Gejolak terbaru muncul pada 16 Juli, menyusul laporan bahwa Trump diperkirakan akan segera mengambil tindakan terhadap Powell, yang telah lama menjadi sasaran kritiknya karena tak menuruti desakan menurunkan suku bunga. Trump kemudian membantah laporan tersebut dan menyebut pemecatan terhadap Powell "sangat tidak mungkin, kecuali jika dia harus pergi" karena "penipuan".

Pernyataan itu merujuk pada pembengkakan biaya renovasi gedung kantor pusat The Fed, yang kini menjadi fokus Trump dan sekutunya sebagai potensi alasan untuk memecat Powell “dengan alasan yang sah”. Pasal 10 Undang-Undang Federal Reserve menyebutkan bahwa anggota Dewan Gubernur The Fed — termasuk gubernur — dapat “diberhentikan karena alasan tertentu”.