Logo Bloomberg Technoz

Kelangkaan Tenaga Kerja di Hong Kong Ancam Bisnis Pariwisata

Ruisa Khoiriyah
20 January 2023 13:23

Ilustrasi Pekerja di Hong Kong. (Louise Delmotte/Bloomberg)
Ilustrasi Pekerja di Hong Kong. (Louise Delmotte/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Industri jasa di Hong Kong tidak siap meraih keuntungan dari pelonggaran aturan perbatasan seiring disudahinya kebijakan Covid-Zero oleh China. Pasalnya, para pemilik bisnis jasa seperti restoran, hotel dan sektor jasa lain, menghadapi tantangan kelangkaan tenaga kerja.

Pemilik restoran Yeung salah satunya. Dia mengaku kesulitan mencari tenaga kerja baru terutama untuk posisi koki restoran. “Koki saya saat ini bila ia minta berhenti kerja, dia bisa mendapatkan pekerjaan baru lagi dengan cepat. Semakin sulit menahan mereka bekerja di sini,” katanya. Kelesuan bisnis karena pandemi beberapa waktu lalu sempat membuat Yeung terpaksa memangkas gaji pegawainya hingga 30%-40%. 

Hong Kong sangat mengandalkan kedatangan turis atau wisatawan untuk membangkitkan lagi perekonomiannya yang diperkirakan anjlok 3% pada 2022. Namun, kebijakan penutupan perbatasan dengan China, juga pembatasan sosial Covid-19 beberapa waktu lalu telah mengakibatkan kelangkaan tenaga kerja, terutama sektor pariwisata. 

Lloyd Chan, ekonom senior Oxford Economics, berujar, beberapa faktor struktural berperan dalam hal ini. Seperti penyusutan tenaga kerja lokal, kebijakan impor tenaga kerja saat ini dan kapasitas untuk meningkatkan kemampuan dan pelatihan pekerja lokal. Menurutnya, masalah-masalah tersebut belum bisa segera diselesaikan dalam jangka pendek.

Sektor-sektor usaha terkait pariwisata di Hong Kong menghadapi tahun-tahun sulit yang seakan tiada habis. Sebelum pandemi mengguncang, mereka sudah dihadapkan pada gelombang protes anti pemerintah pada 2019, disusul oleh pembatasan sosial karena pandemi, otomatis kedatangan pengunjung nyaris tidak ada. Banyak hotel dan restoran yang akhirnya mengurangi jam kerja, mengurangi gaji karyawan atau membiarkan karyawan mengundurkan diri, bahkan tidak sedikit yang akhirnya memutuskan menutup usaha.