Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham unggulan Low pada BYAN pergerakannya sejak awal tahun (year-to-date/ytd) sedang dalam tren turun. Di mana saham BYAN sedang tertekan dengan tercatat minus 10,95% ytd.

Menyusul pelemahan tersebut, secara ytd, atau sejak awal tahun kekayaan Low Tuck Kwong turun dan menguap 5,3% atau sejumlah US$1,5 miliar (Rp23,54 triliun).

Selain perusahaan tersebut, sumber kekayaan Low Tuck Kwong juga berasal dari Samindo Resources (MYOH) dengan menggenggam sejumlah saham sebanyak 312.776.250 (14,18%) atau senilai US$34,2 juta (Rp536,9 miliar).

Selanjutnya berasal dari perusahaan energi terbarukan asal Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dengan nama terkenal dengan Manhattan Resources, dan juga Voksel Electric (VOKS).

Duduk bersama Low Tuck Kwong di tempat teratas, terdapat nama Budi Hartono di deretan 100 orang terkaya dunia

Budi Hartono sendiri berada di peringkat ke-75 orang terkaya di dunia, dan menjadi orang terkaya ke-2 di Indonesia. Dengan jumlah kekayaan mencapai US$21,4 miliar (Rp335,95 triliun).

Kekayaan Budi Hartono berasal dari bisnis yang dikendalikan melalui perusahaan induk di Indonesia melalui 51% saham pada PT Dwimuria Investama Andalan. 

Melalui perusahaan induk tersebut, Budi Hartono memiliki 29% saham Bank Central Asia (BBCA). Selain itu, kekayaannya juga berasal dari operator menara telekomunikasi Sarana Menara Nusantara (TOWR) melalui PT Sapta Adhikari Investama. Dan juga Budi Hartono merupakan pemilik Grup Djarum.

Budi Hartono juga mempunyai miliaran saham pada emiten Global Digital Niaga (BELI), sebuah perusahaan dari platform e-commerce Blibli.

Adapun jika ditelusuri lebih lanjut, aset kekayaan Budi saat ini ditempatkan pada saham Bank BCA senilai US$20,9 miliar (Rp328,11 triliun), pada saham BELI senilai US$1,4 miliar (Rp21,97 triliun), pada saham TOWR sejumlah US$950,5 juta (Rp14,92 triliun), dan pada Grup Djarum sejumlah US$522,3 juta (Rp8,19 triliun).

Pergerakan Saham BBCA secara Year to Date (Bloomberg)

Berdasarkan data Bloomberg, secara year to date kekayaan Budi Hartono melonjak mencapai 12,6% atau mengalami pertumbuhan US$2,4 miliar (Rp37,67 triliun).

Salah satu sumber naiknya angka kekayaan Budi Hartono berasal dari melesatnya harga saham BBCA secara ytd yang menyentuh kenaikan 5,85%. Hal tersebut turut mendongkrak angka kenaikan kekayaan yang dimilikinya.

Selanjutnya di posisi ke-3 ditempati oleh nama baru, yaitu Prajogo Pangestu yang juga menjadi orang terkaya ke-78 di dunia. Dengan jumlah kekayaannya yang mencapai US$20,8 miliar (Rp326,53 triliun).

Kekayaan Prajogo Pangestu berasal dari grup Barito Pacific, yang merupakan perusahaan petrokimia dan energi panas bumi terbesar di Indonesia. Juga memiliki pembangkit tenaga listrik terkemuka.

Prajogo Pangestu diketahui memiliki 70,89% saham BRPT secara langsung atas namanya. Prajogo juga memiliki 7,79% saham Chandra Asri Petrochemical (TPIA).

Selain itu, Prajogo menguasai 85,08% saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) yang sukses melangsungkan aksi Initial Public Offering (IPO) pada Maret. Juga menguasai Barito Renewables Energy (BREN) yang listing pada Oktober, melalui perusahaan BRPT.

Adapun aset kekayaan Prajogo Pangestu saat ini berasal dari sejumlah portofolio saham, yaitu saham BREN mencapai US$11 miliar (Rp170,97 triliun), BRPT senilai US$5 miliar (Rp78,49 triliun), CUAN sejumlah US$4,2 miliar (Rp65,93 triliun), dan selanjutnya pada TPIA senilai US$1,3 miliar (Rp20,40 triliun).

Pergerakan Saham CUAN secara Year to Date (Bloomberg)

Sejak awal tahun kekayaan Prajogo Pangestu meroket hingga tiga digit, atau mengalami pertumbuhan mencapai 359,2% atau mengalami kenaikan US$20,8 miliar (Rp326,53 triliun).

Kenaikan kekayaan ini berasal dari melesatnya sejumlah saham unggulan Prajogo Pangestu, diantaranya adalah saham CUAN yang meroket hingga 3.000%, saham BREN yang menguat 634%, saham BRPT naik 54%, saham TPIA terapresiasi 13% sepanjang perdagangan tahun 2023.

Selanjutnya di posisi ke-4 ditempati oleh Michael Hartono yang juga pemilik nomor ke-80 orang terkaya di dunia, melalui Grup Djarum dengan berbagai portofolio bisnis riil aset, seperti Menara BCA, dan Grand Indonesia. Serta merupakan induk perusahaan yang memproduksi 14% dari seluruh total rokok di Indonesia secara keseluruhan.

Pergerakan Saham BREN secara Year to Date (Bloomberg)

Grup Djarum terus melebarkan ekspansinya, termasuk ke sektor digital. Dengan memiliki PT Global Digital Prima Venture yang membawahi saham BELI.

Bersama dengan saudaranya, Budi Hartono, kekayaan Michael Hartono berasal dari bisnis yang dikendalikan melalui perusahaan induk di Indonesia dengan digenggam melalui 49% saham pada PT Dwimuria Investama Andalan.

Melalui perusahaan tersebut, Michael Hartono memiliki 28% saham Bank BCA, yang merupakan Bank terbesar di Indonesia dengan nilai aset mencapai Rp1.314 triliun. Selain itu, juga merupakan pemilik atas operator menara telekomunikasi TOWR melalui PT Sapta Adhikari Investama.

Adapun aset kekayaan Michael Hartono saat ini ditempatkan pada saham BBCA senilai US$20,2 miliar (Rp317,11 triliun), pada saham BELI senilai US$1,3 miliar (Rp20,4 triliun), selanjutnya pada saham TOWR sejumlah US$918, juta (Rp14,41 triliun), dan pada Grup Djarum sejumlah US$522,3 juta (Rp8,19 triliun).

Sejak awal tahun kekayaan Michael Hartono naik mencapai 13,4% atau mengalami pertumbuhan hingga US$2,4 miliar (Rp37,67 triliun). Senada dengan saudaranya, kenaikan kekayaan ini berasal dari melesatnya harga saham BBCA sebesar 5,85% secara ytd.

(fad/aji)

No more pages