Australia merupakan pengirim LNG terbesar ketiga di dunia, namun seluruh 10 terminal ekspornya berada di wilayah barat atau utara.
Sementara itu, ladang gas di pesisir timur mengalami penurunan produksi yang cepat, dan rencana pengembangan proyek baru menghadapi penolakan yang intens.
“Gas Australia yang lebih terjangkau bagi pengguna Australia akan mendukung perekonomian dan transisi energi kami, sekaligus tetap menjadikan kami mitra energi yang andal bagi kawasan,” kata Bowen.
Kebijakan ini terutama akan berdampak pada tiga proyek ekspor gas alam cair utama di Queensland — Australia Pacific LNG, Gladstone LNG, dan QCLNG — beserta para pemegang sahamnya, termasuk ConocoPhillips, Shell Plc, Origin Energy Ltd., dan Santos Ltd. Mereka belum memberikan komentar.
Permintaan bahan bakar fosil tersebut di pesisir timur diperkirakan akan melampaui pasokan mulai 2028, menurut Australian Energy Market Operator.
Australia Barat, yang memiliki sejumlah fasilitas LNG terbesar namun tidak terhubung pipa ke wilayah lain di negara itu, telah lebih dulu mewajibkan produsen untuk menyisihkan hingga 15% produksi bagi penggunaan domestik.
Berbagai opsi lain juga telah dipertimbangkan untuk mengatasi krisis pasokan gas di pesisir timur Australia, termasuk pembangunan terminal impor gas yang mahal di Victoria atau membalik arah pipa yang secara historis mengalir ke utara.
Negara bagian tersebut baru-baru ini merilis tender eksplorasi minyak dan gas pertamanya dalam tujuh tahun.
(bbn)
