10 Aset Kripto Tercuan November, Bitcoin Justru Ambrol 21% - Teknologi

Kedua, menyusul tren kenaikan puluhan persen dalam satu bulan perdagangan, pada November, hadir MYX Finance (MYX) yang berhasil menguat mencapai 56,26% menjadi US$3,27 yang didorong oleh sentimen peningkatan pada cross-margin antar pasar dan full cross-chain portofolio margin.

Adapun MYX adalah Bursa Derivatif non–Kustodial yang memungkinkan perdagangan kontrak perpetual secara on–chain untuk hampir semua token yang memiliki pasar Automated Market Maker (AMM).

Protokol unggulan MYX dimunculkan guna menurunkan biaya modal dalam penyediaan likuiditas, menghilangkan hambatan jaringan bagi para trader, serta menyederhanakan alur perdagangan sehingga produk derivatif tingkat lanjut dapat diakses semudah pertukaran spot.

Selanjutnya yang juga menjadi perhatian pasar adalah JUST (JST). Decentralized finance (DeFi) baru yang populer dan dibangun unik untuk blockchain TRON ini berhasil melesat mencapai 22,42% point–to–point di harga US$0,04245.

Sedang BTC, aset kripto paling berharga dan paling terkenal di dunia, justru melemah dan tertekan menyentuh 21,28% di harga US$86.138 dalam satu bulan perdagangan berdasarkan data CoinMarketCap. Tersengat tekanan jual pada pasar spot — termasuk penebusan dari Exchange Traded Fund besar, penjualan kepemilikan, serta meredupnya permintaan dari para trader.

“Bitcoin (tetap) rentan terhadap tekanan teknikal berkelanjutan dengan potensi percepatan yang didorong gamma menembus level–level support kunci,” kata Chris Newhouse, Direktur Riset di Ergonia, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam keuangan terdesentralisasi, melansir Bloomberg News.

Pasar kripto berada dalam kondisi rapuh setelah manuver jual yang amat deras selama beberapa minggu yang dimulai ketika US$19 miliar taruhan ber-leverage terhapus pada Oktober, hanya beberapa hari setelah Bitcoin mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$126.251.

Ketidakpastian lebih lanjut muncul dari People’s Bank of China, yang pada Sabtu mengeluarkan peringatan tentang risiko mata uang virtual termasuk stablecoin, seperti yang dilaporkan Bloomberg, serta lembaga pemerintah yang terus memperdalam koordinasi untuk menindak aktivitas ilegal.