Bloomberg Technoz, Jakarta - Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) menegaskan bahwa jumlah ahli gizi di Indonesia masih mencukupi untuk kebutuhan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Ketua Umum PERSAGI, Ir. Doddy Izwardy, menyatakan bahwa persepsi soal kekurangan tenaga ahli tidak sepenuhnya tepat.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana sebelumnya menilai profesi ahli gizi merupakan keahlian yang sulit dicari saat ini. Namun, Doddy menegaskan bahwa setiap tahun pendidikan gizi menghasilkan sekitar 11.000 lulusan baru, hanya saja distribusinya belum terpetakan dengan baik sehingga keberadaan tenaga ahli sering kali tidak terdata secara menyeluruh.

Doddy menjelaskan bahwa kesulitan yang dialami sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam mencari ahli gizi lebih disebabkan oleh kendala teknis di daerah, bukan karena jumlah tenaga yang kurang. “Mungkin pemiliknya bilang, ‘Oh kami kesulitan mendapatkan ahli gizi.’ Ya, itu soal pencarian saja,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (19//11).

Untuk mengatasi hal tersebut, PERSAGI telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BGN dan tengah menyiapkan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Kolaborasi ini diharapkan memudahkan proses pemetaan dan penempatan ahli gizi ke SPPG di seluruh Indonesia.