"Ini adalah kejahatan yang mengerikan dan kami tidak akan mentolerir tindakan seperti ini, baik saya pribadi maupun kantor ini," ujar Jeanine Pirro, pelaksana tugas Jaksa AS untuk Distrik Columbia dalam konferensi pers pada Kamis. “Sepasang anak muda yang baru memulai perjalanan hidup mereka, dan berencana bertunangan di negara lain, justru harus kehilangan nyawa dan dibawa pergi di tengah malam yang dingin, dalam kantong jenazah, di kota asing. Kami tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi lagi.”
Pirro menambahkan bahwa kasus ini memenuhi syarat untuk dituntut dengan hukuman mati, namun jaksa belum mengambil keputusan akhir terkait hal tersebut.
Steve Jensen, asisten direktur FBI wilayah Washington, mengatakan bahwa Rodriguez tiba di wilayah ibu kota pada 20 Mei dan ditangkap keesokan harinya. Penyelidik kini tengah menelusuri perangkat elektronik serta jejak daringnya, termasuk sejumlah tulisan yang diduga dibuat sendiri oleh Rodriguez. Jensen menyatakan FBI tengah menentukan apakah tulisan tersebut bisa dikategorikan sebagai manifesto dan apakah ada motif ideologis di balik aksi pelaku.
“Pembunuhan tragis terhadap dua staf Kedutaan Israel di luar Museum Yahudi Capital semalam adalah aksi teror sekaligus kekerasan yang ditujukan pada komunitas Yahudi,” tegasnya.
Sejumlah pejabat dan politisi lintas partai mengecam keras serangan ini. "Pembunuhan mengerikan di D.C. ini, jelas didasari kebencian terhadap Yahudi, harus segera dihentikan!" ujar Presiden Donald Trump di platform Truth Social. Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, menyebut insiden ini sebagai “contoh lain dari antisemitisme yang sangat meresahkan dan semakin sering terjadi di masyarakat kita.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengecam penembakan tersebut sebagai serangan yang secara sengaja ditujukan kepada warga Yahudi. “Yaron dan Sarah bukan korban kejahatan acak,” ujarnya dalam pernyataan pada Kamis. “Teroris yang dengan kejam menembak mereka melakukannya karena satu alasan saja — dia ingin membunuh orang Yahudi.”
Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan akibat perang antara Israel dan Hamas, yang pecah setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera sekitar 250 orang. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 53.000 warga Palestina tewas dalam konflik yang masih berlangsung.
(bbn)
