Logo Bloomberg Technoz

Sementara dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), inflasi tercatat 0,4%. Sama seperti Februari, tetapi lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar dengan perkiraan 0,3%.

Sedangkan inflasi inti secara tahunan ada di 3,8% yoy. Sama dengan Februari, tetapi lagi-lagi di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan di 3,7% yoy.

Perkembangan ini membuat pelaku pasar ragu apakah bank sentral AS Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Saat suku bunga masih tinggi, maka memegang emas jadi kurang menguntungkan karena emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset).

Ole Hansen, Head of Commodity Strategy di Saxo Bank AS, memperkirakan koreksi harga emas bisa mencapai US$ 2.280/troy ons. Namun, seperti diberitakan Bloomberg News, Hansen menilai koreksi itu hanya sementara dan harga emas tetap akan berada dalam tren positif.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 78,24. 

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun perlu dicatat, RSI di atas 70 juga menjadi sinyal sudah masuk area jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, harga emas masih berisiko turun. Target support terdekat adalah US$ 2.329/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.290/troy ons bisa menjadi target berikutnya.

Adapun target resisten terdekat ada di US$ 2.355/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik menuju US$ 2.363/troy ons.

(aji)

No more pages