Logo Bloomberg Technoz

1. PT Bank Jago Tbk (ARTO)

Emiten bank digital milik konglomerat Jerry Ng, Bank Jago (ARTO) melalui kendaraan investasinya PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia. Adapun laba bersih Bank Jago tumbuh 23,95% menjadi Rp50,29 miliar efek meningkatnya kinerja pendapatan bunga sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023.

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, pendapatan bunga Bank Jago mencetak kenaikan 79,94% menjadi Rp1,35 triliun. Sama halnya, pendapatan operasional lainnya juga bertumbuh 151% menjadi Rp135,58 miliar.

Logo Bank Jago (Dok: Bank Jago)

Seiring dengan meningkatnya pendapatan, begitu juga dengan beban operasional Bank Jago yang mencatat kenaikan 29,55% menjadi Rp1,28 triliun. 

Hasilnya Bank Jago sukses mencetak 9 juta nasabah secara aktif, termasuk lebih dari 7,4 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago pada kuartal III-2023.

Senada, jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 3,2 juta orang atau meningkat 76% dibandingkan dengan pada kuartal III-2022.

Pertumbuhan kinerja secara keseluruhan sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jago sebesar 41% menjadi Rp10,3 triliun pada September 2023 dari sebelumnya hanya Rp7,3 triliun pada September 2022.

2. PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)

Selanjutnya Bank Amar, layanan perbankan digital yang salah satunya melalui pinjaman digital Tunaiku berhasil mencetak laba bersih Rp162,17 miliar di kinerja sembilan bulan pertama tahun 2023, berbalik dari sebelumnya rugi bersih mencapai Rp172,86 miliar.

Pencapaian laba bersih Bank Amar didukung penuh oleh meningkatnya pendapatan bunga bersih mencapai 28,29% menjadi sejumlah Rp643,83 miliar. Didorong juga oleh pertumbuhan pendapatan operasional lainnya sebesar 59,76% menjadi Rp288,77 miliar. 

Bank Amar.(dok perusahaan)

Faktor lainnya adalah beban umum dan administrasi Bank Amar yang makin efektif menjadi hanya Rp181,68 miliar pada kuartal III-2023, turun dari setahun sebelumnya yang tercatat mencapai Rp217,48 miliar.

Bank Amar tercatat berhasil menyalurkan kredit Rp2,47 triliun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023, tumbuh 15,42% dari pencapaian di 2022. Dengan itu, aset bank ikut meningkat 20% menjadi Rp4,44 triliun.

3. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) 

Kemudian, Allo Bank Indonesia (BBHI) bank digital yang rilis tepat pada 2022 berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp338,81 miliar sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023, melonjak 62,09% secara tahunan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, pendapatan bunga bersih Allo Bank melesat 86,35% menjadi Rp756,77 miliar. Bersamaan dengan pendapatan administrasi yang tumbuh 469% mencapai Rp31,61 miliar.

Senada dengan kinerja laba bersih yang impresif, Allo Bank juga mencatatkan penyaluran kredit mencapai Rp7,26 triliun, meningkat 1,53% dari raihan di 2022. Serta Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 10,76% menjadi Rp4,89 triliun.

4. PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO)

Berbeda nasib dengan sejumlah bank digital di atas, Bank Raya Indonesia (AGRO) justru mencatatkan pertumbuhan negatif di sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023, dibandingkan pencapaiannya di tahun 2022 kemarin.

Bank Raya (Pramesti Regita Cindy/Bloomberg Technoz)

Anak usaha Bank BRI ini mencatatkan penurunan total aset 17,74% dari Desember 2022, kini hanya tercatat Rp11,43 triliun pada September 2023. Lebih jauh, nilai ini turun lebih dari 50% dibandingkan 2020 silam, yang kala itu tercatat mencapai Rp28,01 triliun.

Sejalan dengan aset, portofolio kredit perusahaan juga menurun signifikan. Pada 2020, Bank Raya membukukan kredit mencapai Rp19,5 triliun, dan turun menjadi Rp7,76 triliun pada 2022. Berlanjut hingga sembilan bulan pertama tahun 2023, portofolio kredit terus turun hingga tersisa Rp5,62 triliun.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Bank Raya Ajeng Putri Hapsari menjelaskan penurunan aset terjadi sebagai dampak dari langkah strategis Bank Raya untuk melakukan penataan kembali portofolio bisnis untuk fokus pada pengembangan bisnis digital, khususnya di tengah proses transformasi menjadi bank digital.

"Hal ini sejalan dengan fokus Bank Raya untuk meningkatkan kualitas aset melalui peningkatan porsi CASA, serta penyaluran pinjaman pada debitur dengan ticket size kecil yang bertenor pendek," papar Ajeng Putri beberapa waktu lalu.

Sementara itu, bergeser ke laporan laba rugi Perusahaan, laba bersih tahun berjalan Bank Raya Indonesia tercatat sebesar Rp14,67 miliar, menyusut 54,81% dari sebelumnya yang mencapai Rp32,47 miliar. Hasil laba bersih berbanding terbalik dengan pencatatan beban bunga dan juga beban operasional lainnya yang justru melonjak.

(fad/aji)

No more pages