Bloomberg Technoz, Jakarta - Mengawali Desember, kalender ekonomi cukup padat. Kalender ini akan mempengaruhi pergerakan pasar di awal bulan, di tengah respons bencana Sumatera yang terus diupayakan. 

Hari ini, Senin (1/12/2025), Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengawali agenda pemaparan data inflasi periode November. Para ekonom memprediksi median inflasi akan berada di angka 0,2% month-to-month (mtm), angka ini melambat dari inflasi sebelumnya 0,28% mtm. 

Konsensus Bloomberg menghasilkan median proyeksi inflasi tahunan (year-on-year/yoy) di angka 2,71% melambat dari inflasi Oktober yang sempat menyentuh angka 2,86%. 

Paparan data inflasi yang akan dipaparkan hari ini akan memberikan gambaran terkait kondisi permintaan pasar domestik. Kondisi permintaan pasar yang saat ini cenderung lemah membuat ekonom memprediksi inflasi inti melambat menjadi 2,23% pada November ini dari 2,36% pada Oktober lalu. 

Dari pasar global, rilisnya data kontraksi Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur China kemarin (30/11/2025) menjadi kondisi yang terpanjang dalam sejarah. PMI manufaktur tercatat di level 49,2 pada bulan terakhir, tetap berada di bawah ambang 50 yang menandai batas antara ekspansi dan kontraksi untuk bulan kedelapan berturut-turut.