Bloomberg Technoz, Jakarta - Aset kripto paling berharga dunia, Bitcoin, bergerak rebound. Hingga Kamis (27/11/2025) pukul 11.50 waktu Indonesia ada di level positif 4,6% dalam 24 jam perdagangan terakhir, namun masih jauh dari catatan rekor all time high (ATH) di bulan Oktober US$126.080.

Bitcoin, yang kini didukung kembali oleh pemegang institusionalisasi, berada pada kisaran US$91.226,46 dan tercatat melompat signifikan pada dini hari sekitar US$3.000-an. Padahal BTC sempat terperosok sangat dalam hingga nyaris terlempar dari zona US$80.000 dan menghapus keuntungannya sepanjang tahun ini.

Namun, tak butuh waktu lama Bitcoin kembali ‘memantul’. Dalam satu bulan terakhir Bitcoin tercatat masih mengalami koreksi 20%, sementara ecara year-to-date (ytd) Bitcoin juga masih -2,35%, dilansir dari data CoinGecko.

Penurunan tajam yang terjadi saat itu disebut karena hilangnya minat investor institusional dan kebijakan Federal Reserve yang tidak pasti. Kini keadaan berbalik, salah satunya ditunjukkan dengan kembali masuknya aliran dari dari BlackRock.

Pasar masih menantikan fakta jadi tidaknya pemotongan suku bunga ketiga untuk tahun 2025 pada pertemuan para gubernur The Fed pada Desember mendatang.