"Dalam lingkungan suku bunga rendah, alokasi aset tradisional seperti obligasi dan deposito menawarkan imbal hasil yang terbatas, sehingga semakin sulit untuk menghasilkan imbal hasil yang menarik dari instrumen konvensional," jelas Nurwachidah dalam risetnya, dikutip Kamis (9/10/2025).

Kondisi ini diperkirakan bakal membuat kinerja keuangan TUGU sepanjang tahun ini menjadi terbatas.

Phintraco Sekuritas memprediksi laba bersih TUGU hingga akhir tahun ada di kisaran Rp726 miliar, tidak terlalu signifikan dibanding realisasi laba 2024 sebesar Rp701 miliar.

Analis NH Korindo Sekuritas Leonaro Lijuwardi memberikan prediksi serupa. Laba di kisaran Rp700 miliar menjadi perolehan yang paling logis hingga akhir tahun.

Kinerja keuangan TUGU sepanjang paruh waktu pertama tahun ini juga tidak memuaskan. Laba bersih perusahaan anjlok 41,71% secara tahunan menjadi Rp357,53 miliar pada semester I-2025.

Nurwachidah menambahkan, tantangan signifikan lainnya bagi TUGU adalah likuiditas sahamnya yang relatif rendah di pasar modal. Volume dan frekuensi perdagangan yang terbatas membuat saham TUGU kurang menarik bagi kelompok investor tertentu, terutama investor ritel dan institusi asing yang umumnya lebih menyukai saham yang lebih likuid. 

"Kurangnya likuiditas ini dapat membatasi pergerakan harga saham dan mengurangi sejauh mana fundamental positif tercermin dalam valuasi pasar."

(red)