Asia Tenggara, tambah Urbizu, adalah kawasan yang sangat menjanjikan. Ada lebih dari 200 juta penduduk di kawasan ini yang melek teknologi (tech savvy).
Perusahaan-perusahaan di Asia Tenggara , demikian Urbizu. mengadopsi AI dengan cepat. Dengan mengintegrasikan aplikasi perusahaan dan data strategis, mereka mampu meraih manfaat nyata seperti peningkatan efisiensi, pertumbuhan bisnis, dan pendapatan.
"Asia Tenggara adalah 2 besar dalam hal adopsi AI di SAP. Potensinya luar biasa," tutur Urbizu.
Perusahaan ternama seperti Singapore Airlines semakin mengoptimalkan Business AI untuk mendukung berbagai aspek operasional mereka. Berdasarkan analisis terhadap pelanggan SAP di Asia Tenggara dari Mei 2024 hingga Mei 2025, berikut adalah penggunaan AI yang paling diminati di kawasan ini:
- Laporan pengeluaran otomatis dari foto struk pembayaran.
- Verifikasi pengeluaran berbasis AI untuk memastikan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
- Membantu karyawan menulis narasi yang ringkas dan tepat di aplikasi personalia dengan bantuan Generative AI.
- Menyusun sasaran kinerja dengan bantuan Generative AI.
- Mengintegrasikan dokumen penting ke dalam co-pilot untuk memperkuat respon Q&A.
Joule
SAP adalah perusahaan perangkat lunak multinasional yang berbasis di Jerman. Perusahaan yang didirikan oleh Dietmar Hopp dan kawan-kawan ini sudah menjadi penyedia perangkat lunak terbesar di dunia untuk keperluan perusahaan (Enterprise Resource Planning/ERP).
“SAP memainkan peran penting. Sekitar 84% perdagangan dunia melalui perusahaan-perusahaan yang menjadi klien SAP,” ungkap Liher.
SAP menyediakan berbagai layanan untuk keperluan operasional perusahaan. Mulai dari pengadaan (procurement), personalia (human resources), rantai pasok (supply chain), dan sebagainya.
Kini, SAP memiliki layanan baru berbasis kecerdasan buatan (AI). Layanan ini diberi nama Joule. Bagi klien SAP, Joule akan sangat membantu. Sebab, Joule berisi seluruh data yang berada di sistem SAP.
“Kami membangun AI dalam proses bisnis dan menjadikan AI sebagai standar. Baik itu perusahaan besar maupun kecil memiliki akses yang sama. Kami mendemokratisasi AI,” ucap Urbizu.
Tidak hanya basis data dari SAP, Joule juga bisa memasok data dari sumber non-SAP.
“Aplikasi kami ada di sisi procurement, supply chain, dan sebagainya. Kami menyambungkan semua data itu ke AI sehingga meningkatkan produktivitas. Juga data non-SAP,” tambah Urbizu.
Joule, demikian Urbizu, sudah dilengkapi dengan lebih dari 1.600 kemampuan (skill). Berbagai kemampuan ini sudah mencakup sekitar 80% transaksi yang paling sering digunakan.
Dengan dukungan Digital Industry Singapore (DISG), SAP baru saja menyelesaikan uji coba (Proof of Concept) yang sukses bersama Singapore Airlines (SIA) untuk mendigitalisasi kontrak pengadaan. Proyek ini bertujuan untuk mengotomatiskan ekstraksi tarif kontrak dari dokumen PDF dan mengintegrasikannya ke platform pengadaan Ariba, mengurangi ketergantungan pada proses manual yang memakan waktu dan rawan kesalahan.
Tantangan utama dari versi yang lama adalah format kontrak yang tidak terstruktur, multibahasa, dan multivarian. Hasilnya, SAP Document AI berhasil mencatat tingkat akurasi 100% untuk kontrak dengan kompleksitas rendah, dan lebih dari 70% untuk kontrak yang lebih rumit.
Sistem ini juga mampu menangani kontrak selain dalam Bahasa Inggris secara efisien, mempercepat proses alih bahasa dan validasi.
Tidak hanya membantu pengambilan keputusan perusahaan, SAP juga tengah mengembangkan Joule untuk ‘ditanam’ di sebuah robot. Varun Thamba, Regional Head of Business AI di SAP, mengungkapkan bahwa Joule sudah diujicoba untuk pemakaian di lapangan.
“AI harus berinteraksi degan mesin. Kami bekerja sama dengan Neura Robotics untuk menggunakan Joule di teknologi robotik,” ungkap Thamba.
Saat ini, penggunaan Joule di perangkat robotik masih untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif sederhana. Memindahkan barang, mengangkat barang, menaruh barang, dan semacamnya.
“Jadi bukan hanya pengambilan keputusan di tingkat atas, tetapi juga bisa membantu pekerjaan di lapangan,” ujar Thamba.
(aji/tim)
