Pemangkasan panduan ini menggarisbawahi bagaimana perang dagang pemerintahan Trump telah mengguncang rantai pasokan dan menjungkirbalikkan ekonomi hampir semua industri.
Nokia pada bulan April memperingatkan bahwa perusahaan akan menghadapi tantangan dalam memenuhi target akhir tahun 2025 sambil bergulat dengan dampak tarif AS. Perusahaan memperkirakan kerugian sebesar €20 juta hingga €30 juta akibat tarif pada kuartal kedua, tetapi tidak dapat memproyeksikan dampaknya pada paruh kedua tahun ini.
Chief Executive Officer (CEO) Justin Hotard menghadapi tantangan ini hanya dalam beberapa bulan masa jabatannya. Ia telah menjadi presiden dan CEO Nokia sejak April, mengambil alih jabatan dari Pekka Lundmark. Hotard sebelumnya adalah kepala kecerdasan buatan Intel Corp.
Perang dagang telah memperburuk pasar yang sebelumnya sudah sulit. Nokia dan rival, Ericsson AB, telah berjuang untuk mendapatkan bisnis karena para operator menahan diri untuk melakukan peningkatan jaringan yang mahal.
Ericsson mengatakan minggu lalu bahwa pertumbuhan penjualan pada kuartal ketiga akan turun di bawah biasanya. Saingan Nokia ini mengatakan bahwa mereka juga mengkhawatirkan potensi dampak dari tarif dan lingkungan ekonomi yang lebih sulit.
Nokia mengatakan bahwa mereka memperkirakan akan melaporkan penjualan bersih sekitar €4,55 miliar pada kuartal kedua, naik sedikit dari tahun lalu namun meleset dari perkiraan analis sebesar €4,8 miliar. Perusahaan ini akan merilis laporan keuangan kuartalan dan semesteran pada hari Kamis.
(bbn)
