Logo Bloomberg Technoz

RI Sudah Banyak Impor, Mengapa Beras Masih Saja Langka?

Ruisa Khoiriyah
12 February 2024 14:00

Pedagang membawa beras di kawasan Pejaten, Jakarta, Senin (11/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang membawa beras di kawasan Pejaten, Jakarta, Senin (11/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keluhan masyarakat menyoal beras yang semakin susah didapatkan di supermarket dan pasar-pasar menjadi ironi di tengah angka impor beras yang terus memuncak. Kelangkaan beras juga berlangsung ketika penyaluran bantuan sosial (bansos) beras makin marak seiring jadwal Pemilu dan Pilpres yang sudah di depan mata dan direncanakan diperpanjang hingga Juni nanti.

Di beberapa tempat, harga beras medium, jenis beras terbanyak yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, terus mendaki. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Bank Indonesia mencatat, Senin hari ini (12/2/2024), harga beras kualitas medium di pasar tradisional di kisaran Rp14.750-Rp14.800/kg. Sementara di pasar modern, harga beras medium antara Rp14.900-Rp15.350/kg.

Adapun mengacu pada Panel Harga Bapanas, harga beras medium eceran rata-rata nasional hari ini adalah Rp13.840/kg di mana level harga tertinggi ada di Papua sebesar Rp23.000/kg dan terendah di Jambi seharga Rp12.420/kg. 

Kenaikan harga beras saat ini sulit dilepaskan dari situasi pasokan yang seret terindikasi dari stok beras yang banyak 'hilang' dari gerai-gerai ritel modern beberapa waktu terakhir. Pasokan yang seret itu memicu kekhawatiran dan mendorong panic buying yang melesatkan harga.

Di sisi lain, lonjakan harga dikhawatirkan menjadi susah dijinakkan oleh pemerintah secara cepat karena cadangan beras pemerintah yang dibutuhkan untuk stabilisasi harga, banyak tersedot oleh penyaluran bansos beras yang digeber makin kencang sejak tahun lalu.