Logo Bloomberg Technoz

“Di dalam negeri, terjadi penurunan permintaan untuk mobil baru maupun suku cadang. Lebih lanjut, penjualan suku cadang dan BBM turun masing-masing 1,9% yoy dan 7,2%,” sebut riset Bank Danamon.

Data Bank Indonesia (BI) sebenarnya sudah memberi sinyal bahwa penjualan kendaraan bermotor bakal lesu. Pada Juli, penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) tumbuh 16,1% yoy. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 17,4% yoy.

Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (Sumber: BI, Bloomberg)

Daya Beli Turun

Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahan Sekuritas, menilai ada tendensi pelemahan daya beli di balik lesunya penjualan mobil dan sepeda motor. Ini terbukti dari data inflasi inti yang terus melambat.

Pada Agustus, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti berada di 2,18% yoy. Ini adalah yang terendah sejak Februari tahun lalu.

Inflasi Inti Indonesia (Sumber: BPS, Bloomberg)

Inflasi inti biasa dipakai sebagai indikator daya beli. Sebab, inflasi inti berisi barang dan jasa yang harganya persisten, susah untuk naik-turun.

Jadi saat harga barang dan jasa yang ‘bandel’ ini turun, artinya terjadi penurunan permintaan.

“Inflasi inti sudah beberapa waktu berada di bawah inflasi umum. Terdapat penurunan andil inflasi yang tajam untuk sejumlah barang dan jasa seperti mobil, rumah (dan sewa rumah), serta upah pekerja rumah tangga,” tulis Satria dalam risetnya.

Bahkan, lanjut Satria, terdapat beberapa barang dan jasa di kelompok inflasi inti yang mengalami deflasi. Di antaranya adalah sabun cuci piring, air minum dalam kemasan, cairan pencuci mulut (mouthwash), pendingin ruangan, telepon seluler, televisi, komputer jinjing (laptop), tas, sandal, dan kacamata.

“Deflasi di barang-barang tersebut bisa jadi disebabkan oleh lemahnya permintaan,” tegasnya.

Kelesuan konsumsi merupakan bencana bagi Indonesia. Sebab, lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air disumbangkan oleh konsumsi rumah tangga.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berdasarkan konsensus yang dihimpun Bloomberg yang melibatkan 44 ekonom menghasilkan angka median 5%. Melambat dibandingkan 2022 yang tumbuh 5,31%.

(aji)

No more pages