Bloomberg Technoz

Menguji Racikan Para Capres Angkat Ekonomi RI, Siapa Paling Pede?

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tahun 2024, Indonesia dipastikan punya presiden baru. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan selesai mengemban jabatan selama 2 periode pada Oktober 2024, sehingga sesuai rambu-rambu konstitusi tidak bisa dipilih kembali.

Salah satu target Jokowi kala dilantik pada 2014 adalah mendongrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, eks Gubernur DKI Jakarta itu punya target pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7%.

"Supaya semua sinkron satu bahasa, saling mendukung. Kita harapkan apa yang kita inginkan bisa saling isi, saling menutup dan sesuai dengan target yang diinginkan," kata Jokowi kepada wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, pada 23 Desember 2014, seperti dikutip dari siaran tertulis Sekretariat Kabinet.

Jokowi menambahkan, pemerintah ingin paling tidak setelah 3 tahun ke depan pertumbuhan ekonomi bisa di atas 7%. "Meski berat, tapi kita kejar menuju ke arah sana," tegasnya.

Tiga tahun kemudian, sampai 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah mencapai angka tersebut. Pada 2014, Produk Domestik Bruto (PDB) Ibu Pertiwi tumbuh 5,01%. Kemudian pada 2015, 2016, dan 2017 tumbuh masing-masing 4,88%, 5,03%, dan 5,07%.

Sampai 2022, ekonomi Indonesia tidak bisa tumbuh sampai 7%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi sepanjang 2014-2022 adalah 4,13%.

Tahun ini pun kemungkinan besar impian pertumbuhan ekonomi 7% pun tidak akan terwujud. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 ada di 5%. Melambat dibandingkan 2022 yang sebesar 5,3%, tertinggi sepanjang masa pemerintahan Jokowi.

Sumber: BPS