Logo Bloomberg Technoz

Dia berujar, ADMR juga telah menandatangani MoU dengan pihak lain, yang siap menyerap hingga 70% dari total kapasitas produksi aluminium perusahaan.

"Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk berpartisipasi pada program hilirisasi mineral pemerintah guna mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor atas produk aluminium," tuturnya.

Imbas Desakan Fans Kpop?

Manajemen ADMR menolak berkomentar alasan pembatalan MoU proyek yang digadang-gadang memiliki nilai hingga Rp16 triliun tersebut.

Namun, pembatalan MoU kedua belah pihak kabarnya karena ada desakan dari para fans Kpop. Pasalnya, pada medio tahun lalu, ada desakan para penggemar Kpop atau penggemar musik pop asal Korsel di RI, yang meminta Hyundai mundur dari perjanjian itu.

Hyundai Kona Electric di pamerkan dalam ajang IIMS 2024 di JIExpo, Jakarta, Kamis (15/2/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Permintaan itu disampaikan oleh penggemar Kpop di Indonesia yang tergabung dalam kelompok KPOP4PLANET. Dalam pernyataannya, fans Kpop menentang rencana Hyundai yang inging menggunakan aluminium dari Smelter milik Adaro Mineral untuk produksi mobilnya.

"Hyundai adalah salah satu merek yang kami pikirkan ketika mendengar kalimat 'kendaraan ramah lingkungan,' terutama setelah idola kami menjadi representasi dan secara aktif membicarakan merek tersebut," kata salah satu aktivis KPOP4PLANET Nurul Sarifah dalam keterangannya.

Mereka berdalih demikian lantaran idolanya, yakni grup band BTS merupakan brand ambasaddor salah satu produk mobil EV Hyundai, yakni Hyundai Ioniq.

"Itulah mengapa kami mendorong Hyundai untuk menjalankan prinsip mereka dan mundur dari proyek yang tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga merugikan masyarakat lokal."

Saat itu, kelompok tersebut juga sempat mengkampanyekan untuk meminta Hyundai membatalkan perjanjian tersebut melalui penandatangan petisi. Melalui laman web resminya, KPOP4PLANET menargetkan hingga 10 ribu tantandangan.

(ibn/dhf)

No more pages