Bloomberg Technoz

Membaca Jokowi Effect di Peta Pemilu 2024

Kurang dari dua bulan lagi pemilih akan menentukan pemimpin Indonesia di bilik suara. Periode emas bagi calon presiden untuk mengerek kantung suara pun kian pendek. Masa kampanye akan diwarnai dengan persaingan sengit para pasangan capres-cawapres yang ingin menjadi pasangan pertama di garis finish.

Berbagai lembaga survei pun terus menghitung potensi keterpilihan atau elektabilitas paslon 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, paslon 2 Prabowo-Gibran Rakabuming dan paslon 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Belakangan, elektabilitas capres-cawapres nomor urut 2 terlihat meningkat. Hal itu juga terlihat berdasarkan tiga jajak pendapat terakhir. Prabowo-Gibran perlahan tapi pasti meninggalkan dua pesaingnya.

Tiga survei periode akhir November-awal Desember yakni Indikator Politik Indonesia, Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Litbang Kompas terang menunjukkan fenomena tersebut. Hasil survei menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran masih lebih unggul dalam hal potensi keterpilihan.

Tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran yang naik beberapa bulan terakhir, ternyata tak lepas dari Jokowi effect 'efek Jokowi'. Para pelaku survei memperlihatkan bagaimana efek Jokowi ini bekerja khususnya di basis non-PDIP tetapi dimenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilu 2019.

Jokowi sedang berbincang dengan pedagang saat mengunjungi pasar Jatinegara di Jakarta, Indonesia

Jokowi effect merupakan terminologi yang diciptakan oleh media dalam dua pemilu terakhir. Hal tersebut menggambarkan bagaimana popularitas Jokowi bisa memberikan pengaruh pada panggung politik dan juga ekonomi di Indonesia.

Selain itu Presiden Jokowi selama ini juga diyakini memberikan coattail effect "efek ekor jas" ke partainya yakni PDI Perjuangan (PDIP) yang terlihat dari dua pemilihan presiden sebelumnya. Popularitas berikut elektabilitas Jokowi setelah periode pertama lebih tinggi sehingga suara yang diperoleh partai pengusungnya pun ikut terkerek.

Grafis Suara PDIP dan Gerindra

Efek Jokowi yang pula yang akan bisa nyangkut di capres yang dia dukung pada pemilu tahun depan. Ceruk suara pendukung Jokowi non-loyalis PDIP ini diaminkan oleh pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Kuskridho alias Dodi Ambardi.

"Kita bisa berargumen Jokowi memang punya massa yang terpisah dengan PDIP. Ada suara yang memang tertuju kepada Jokowi sendiri. Jadi ada data yang memang Jokowi punya effect. Yang jadi pertanyaan kemudian, seberapa besar effect itu," kata Dodi saat dihubungi pada Senin (25/12/2023).

If You Can't Beat Them, Join Them

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto adalah mantan lawan jokowi di dua ajang pilpres sebelumnya, Tampaknya peribahasa "if you can't beat them, join them" diwujudkan oleh Prabowo ketika bergabung dalam kabinet.

Capres Anies Baswedan, yang sebelumnya berada dalam satu kubu dengan Prabowo sebagai oposisi partai berkuasa, mengungkap alasan langkah politik mantan menantu Presiden Suharto itu dalam debat capres pertama pada 12 Desember 2023 di Jakarta.

"Sayangnya tidak semua orang tahan menjadi oposisi. Seperti yang disampaikan oleh pak Prabowo, Prak Prabowo tidak tahan menjadi oposisi. Beliau sendiri menyampaikan bahwa tidak berada dalam kekuasaan membuat tidak bisa berbisnis, tidak bisa berusaha karena itu harus ada dalam kekuasaan," kata Anies dalam debat itu.

Prabowo pun maju ke pilpres 2024 dengan tawaran akan melanjutkan program-program kerja Jokowi. Dia juga menggandeng partai-partai anggota koalisi yang mendukung Jokowi, Prabowo bahkan menjadikan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, sebagi calon wakil presidennya.

Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di Debat Perdana Capres 2024 (Andrean/Bloomberg Technoz)

"Sebagai anak Jokowi, Gibran diharapkan bisa membawa kekuatan elektoral Jokowi sebelumnya. Hasil survei menunjukkan kepuasan pada kinerja Jokowi masih cukup tinggi. Oleh karena itu Jokowi menjadi salah satu faktor yang penting untuk dipertimbangkan," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani pada saat dihubungi beberapa waktu lalu usai Prabowo menggandeng Gibran.

Strategi Prabowo memanfaatkan Jokowi effect lalu terlihat jelas dalam debat pertama dan kedua yang diselenggarakan oleh KPU. Baik Prabowo maupun Gibran berulang kali menyebut nama Jokowi dan berjanji akan melanjutkan program-program Presiden asal Kota Solo itu.

"Berarti bapak bisa mengakui prestasi pemerintah Jokowi membangun KEK, KEK, mendorong hilirisasi, menciptakan lapangan kerja, mengundang investor-investor ke Jawa Tengah untuk menciptakan ekonomi yang bermutu dan berkelanjutan," kata Prabowo kepada Ganjar dalam debat presiden pertama, 12 Desember 2023.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, bahkan menyebut bahwa paslonnya adalah gambaran "Jokowi plus". Politikus Golkar ini kian percaya diri mengatakan bahwa jagoannya akan bisa merebut lebih banyak suara pemilih muda hingga mereka yang belum menentukan pilihan.

"Kami yakin pada hari-hari ke depan akan banyak pemilih paslon lain ke paslon 2 dan kami yakin teman-teman hari ini yang masih penuh keragu-raguan akan segera mantap dan percaya untuk menyerahkan hak pilihnya ke pasangan Prabowo-Gibran," kata Nusron di area JCC, Jumat malam (22/12/2023).