Bloomberg Technoz

Pertumbuhan Ekonomi yang Sulit Dicerna

Pada pekan pertama Agustus, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasilnya impresif, melebihi ekspektasi pasar.

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar Rp 5.947 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Tumbuh 5,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

Pencapaian ini merupakan prestasi tersendiri. Soalnya, realisasi lumayan jauh lebih tinggi ketimbang ekspektasi.

Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar 4,8% yoy. Jika terwujud, maka menjadi yang terlemah sejak kuartal III-2021 atau hampir 4 tahun terakhir.

Namun kenyataan berkata lain. Pertumbuhan ekonomi 5,12% yoy justru menjadi yang tertinggi sejak kuartal II-2023 atau 2 tahun terakhir.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Sumber: BPS, Bloomberg)

Sejumlah pihak pun bersuara skeptis terhadap prestasi tersebut. Maklum, realisasinya jauh lebih baik ketimbang ekspektasi.

Berdasarkan catatan Bloomberg, perbedaan antara ekspektasi dengan realisasi pada kuartal II-2025 menjadi yang terbesar sejak kuartal I-2014 atau lebih dari 10 tahun terakhir.

Konsumsi Rumah Tangga

Sebenarnya, suara sumbang itu bukannya tanpa dasar. Sejumlah data menunjukkan bahwa ekonomi domestik memang melambat, lesu, sulit untuk mencerna pertumbuhan 5,12% yoy.

Di sisi pengeluaran, sumbangan terbesar terhadap PDB adalah konsumsi rumah tangga. Pada kuartal II-2025, konsumsi rumah tangga menyumbang 54,25% terhadap PDB.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2025 tercatat 4,97%. Ini menjadi yang tertinggi sejak kuartal II-2023 atau 2 tahun terakhir.

Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (Sumber: BPS)

Apakah data yang ada mendukung angka tersebut? Dari data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), sepertinya tidak terlalu suportif.

Sepanjang kuartal II-2025, rata-rata IKK ada di 119. Memang masih di atas 100, menandakan bahwa konsumen optimistis memandang perekonomian saat ini hingga 6 bulan yang akan datang.

Namun angka IKK sebenarnya menyusut. Pada kuartal I-2025, rerata IKK ada di 124,9. Terjadi koreksi 5,9 poin, cukup drastis.

Kemudian pada kuartal II-2024, rata-rata IKK adalah 125,4. Koreksinya lebih dalam lagi, mencapai 6,4 poin dalam setahun.

Kemudian data penjualan eceran atau ritel. Terlihat bahwa laju pertumbuhannya melambat. Sepanjang kuartal II-2025, rata-rata penjualan ritel tumbuh 4,03% yoy. Jauh lebih rendah ketimbang kuartal sebelumnya yaitu 13,6% yoy.

Sedangkan rata-rata pertumbuhan penjualan ritel pada kuartal II-2024 adalah 9,63% yoy.

Pertumbuhan Penjualan Ritel (Sumber: BI)

Industri Manufaktur

Di sisi lapangan usaha, sektor manufaktur atau industri pengolahan masih menjadi mesin utama perekonomian Tanah Air. Pada kuartal II-2025, sektor ini menyumbang 18,67% terhadap PDB.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan pada kuartal II-2025 mencapai 5,68%. Ini menjadi yang tertinggi sejak kuartal II-2021 atau 4 tahun terakhir

Akan tetapi, data lain justru menunjukkan industri manufaktur Indonesia sedang lesu. Data itu adalah Purchasing Managers' Index (PMI) keluaran S&P Global.

Selama 3 bulan penuh kuartal II-2025, skor PMI manufaktur Indonesia selalu di bawah 50. Artinya, industri manufaktur sedang kontraksi, bukan ekspansi.

PMI Manufaktur Indonesia (Sumber: S&P Global)

Penurunan kondisi sektor manufaktur Indonesia semakin cepat pada pertengahan 2025, menjadi tanda kurang baik untuk beberapa bulan ke depan. Kondisi permintaan berdampak buruk terhadap pertumbuhan, penjualan turun paling tajam sejak Agustus 2021 sehingga menyebabkan penurunan produksi. Penurunan penjualan sebagian besar dari pasar domestik, sedangkan penjualan ekspor stabil.

"Penurunan permintaan baru mendorong perusahaan menjalankan strategi retrenchment dengan mengurangi tenaga kerja dan aktivitas pembelian. Ke depan, perusahaan kurang begitu optimis terhadap perkiraan output, kepercayaan turun ke posisi terendah dalam 8 bulan,"

jelas Usamah Bhatti, Ekonom S&P Global Market Intelligence.

Old Economy Mulai Tergelincir

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi isu hangat di masyarakat. Data pun menunjukkan bahwa fenomena ini tidak bisa diabaikan, sudah menjadi sesuatu yang mesti menjadi perhatian.

Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mencatat jumlah korban PHK sepanjang Januari-Juli adalah 43.503 orang. Dalam 7 bulan pertama 2025, angkanya sudah 55,79% dari total PHK sepanjang 2024.

Angka PHK di Indonesia (Sumber: Kemenaker)

Sektor industri pengolahan atau manufaktur menjadi penyumbang angka PHK terbanyak. Berdasarkan catatan Kemenaker, angka PHK di sektor ini mencapai 22.671 orang pada semester I-2025.

Kasus yang paling menyita perhatian adalah di PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau yang dikenal dengan nama Sritex. Angka PHK di perusahaan tekstil yang berkantor pusat di Surakarta (Jawa Tengah) ini mencapai 11.025 orang.

Tidak hanya di industri tekstil, otomotif juga menyumbang angka PHK. Tahun ini, salah satunya terjadi di PT Kendaraan Listrik Nusantara (KLN) atau MAKA Motors.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) periode Juli 2025 berada di 52,89. Indeks di atas 50 menandakan industri manufaktur sedang berada di fase ekspansi.

Indeks Kepercayaan Industri (Sumber: Kemenperin)

Pengolahan dalam negeri untuk terus berekspansi. Sedikit berkurangnya optimisme pelaku industri pada Juli 2025 tercermin dari turunnya persentase pelaku usaha industri yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya membaik, yaitu menjadi sebesar 31,2% dari bulan sebelumnya sebesar 32,1%.

Hal ini juga dinyatakan oleh sedikit lebih tingginya persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya menurun pada Juli 2025, yaitu sebesar 22,9% dari 22,8% pada Juni 2025. Sementara pada Juli 2025, terdapat 45,9% pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya stabil. Angka ini lebih tinggi dari posisi Juni 2025 yang sebesar 45,1%.

Kondisi Kegiatan Dunia Usaha (Sumber: Kemenperin)

Mengutip riset Bank Mandiri, pertumbuhan sektor manufaktur pada 2025 diperkirakan sebesar 4,38%. Melambat dibandingkan 2024 yaitu 4,43%.

Pertumbuhan Industri Manufaktur (Sumber: BPS)

Robohnya Old Economy

Ini adalah potret suram old economy. Sektor ekonomi konvensional yang kehadirannya makin tergerus oleh perkembangan zaman.

Misalnya, industri dalam negeri harus bersaing ketat dengan produk impor. Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief menegaskan bahwa kinerja industri manufaktur sangat bergantung pada pasar domestik. Sebab, sekitar 80% produk manufaktur Indonesia dijual di pasar dalam negeri.

"Ketika pasar domestik dibanjiri produk impor dan mengakibatkan tekanan yang berat pada demand domestik, maka akan mengancam ekonomi 19 juta pekerja dan keluarganya,"

kata Febri.

Faktor lain adalah disrupsi digital. Disrupsi digital ini sepertinya sudah terjadi di industri media massa. Sebagaimana industri manufaktur, sektor ini juga mewarnai gelombang PHK.

Dewan Pers mencatat, sekitar 1.200 karyawan di perusahaan media (termasuk jurnalis) menjadi korban PHK selama 2023-2024. "Tidak semua media melaporkan bahwa telah melakukan PHK," ujar Ninik Rahayu, Ketua Dewan Pers.

"Sekitar 75% pendapatan iklan nasional saat ini dikuasai oleh platform digital global dan media sosial. Banyak media lokal kehilangan sumber pemasukan,"

ungkap Ninik.

Kebangkitan Ekonomi Baru: Kreatif, Digital, Lokal

Patah tumbuh, hilang berganti. Saat old economy mulai usang dan rapuh, maka ada ekonomi baru yang lebih segar, kekinian, dan siap menjadi tumpuan.

Ekonomi baru tumbuh seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah rakyat Indonesia yang memiliki telepon genggam pada 2023 mencapai 67,43% dari total populasi.

Sumber: BPS

Sementara riset Data Reportal pada Januari 2025 mengungkapkan terdapat 356 juta perangkat telepon genggam dan telepon pintar yang dimiliki rakyat Indonesia. Artinya, jumlah ponsel sudah melebihi jumlah populasi. Koneksi seluler di Indonesia sudah 125% dari total populasi.

Jumlah populasi Indonesia yang sudah menggunakan internet sudah mencapai 212 juta. Ini berarti penetrasi internet sudah mencapai 74,6% dari total populasi.

Indonesia juga memiliki 143 juta pengguna media sosial. Jadi 50,2% populasi sudah memiliki akun media sosial.

Data ini menjadi modal besar bagi pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Penetrasi ponsel dan internet adalah prasyarat bagi perkembangan ekonomi digital.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat, nilai ekonomi digital Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2021, nilai ekonomi digital Indonesia diestimasi berkontribusi sebesar Rp 1,49 triliun di mana kontribusi industri digital mencapai 6.12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Pada 2022, jumlah startup di Indonesia mencapai 2.341. Ini menjadi yang tertinggi kedua tertinggi di Asia setelah India.

Potensi ekonomi digital Tanah Air pun luar biasa. Pemerintah memperkirakan nilai ekonomi digital pada 2030 bisa mencapai US$ 210-360 miliar. Sementara potensi nilai pembayaran digital pada 2030 adalah US$ 760 miliar pada 2030.

Berdasarkan laporan E-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2024 mencapai US$ 90 miliar yang mencerminkan kenaikan 13% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar $80 miliar. Ini menandakan pertumbuhan pesat 3 kali lipat dalam ekonomi digital Indonesia, menjadikan Indonesia mencapai Gross Merchandise Value (GMV) tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Sumber: Laporan Google e-Conomy SEA 2024

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia konsisten dari US$ 27 miliar pada 2018, US$ 40 miliar pada 2019, US$ 44 miliar pada 2020, US $63 miliar pada 2021, dan US$ 76 miliar pada 2022.

"Ekonomi digital Asia Tenggara akan terus berkembang pesat. Indonesia memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital terbesar dan diperkirakan akan terus naik dua kali lipat hingga 2030, apalagi dengan tersedianya berbagai layanan digital seperti e-commerce, perjalanan online, layanan keuangan digital yang semakin meningkatkan permintaan produk atau layanan digital lain pada sektor ini," kata Aadarsh Baijal, Senior Partner di Bain & Company.

Pesatnya pertumbuhan ekosistem startup di Indonesia juga didukung oleh kehadiran 120 inkubator dan akselerator startup, serta 200 institusi keuangan yang mendukung finansial startup. Alhasil, adopsi teknologi digital pada sektor manufaktur, pertanian, logistik, dan keuangan memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Riset Celios berjudul Outlook Ekonomi Digital 2025 memperlihatkan potensi ekonomi digital Indonesia pada tahun ini yaitu:

1. Transportasi Online
Sejak 2021, transaksi sektor transportasi online menunjukkan pemulihan yang konsisten, dengan peningkatan bertahap hingga mencapai Rp 12,66 triliun pada 2025 (proyeksi). Pertumbuhan positif ini mencerminkan pemulihan mobilitas masyarakat pasca-pandemi dan semakin tingginya adopsi layanan transportasi online.

Selain itu, faktor pendukung seperti penetrasi teknologi yang lebih luas, peningkatan kepercayaan pengguna terhadap layanan digital, dan ekspansi layanan tambahan oleh platform transportasi online turut berkontribusi terhadap pertumbuhan ini. Proyeksi yang terus meningkat hingga 2025 juga menunjukkan optimisme terhadap potensi pasar sektor transportasi digital, yang semakin menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat.

Transaksi Transportasi Online (Sumber: Celios)

2. Perdagangan Online
Transaksi perdagangan online pada 2024 diperkirakan Rp 468,6 triliun, naik 3% dibandingkan 2023. Peningkatan yang terbatas pada 2024 dipengaruhi oleh daya beli yang melambat, dan pergeseran konsumsi social commerce kepada perdagangan online.

Sebelumnya, social commerce seperti TikTok mampu menggeser peran perdagangan online sehingga transaksi menurun. Namun TikTok kini masuk ke ekosistem perdagangan online (melalui kerjasama dengan Tokopedia).

Tahun ini, transaksi perdagangan online diprediksi meningkat 0,5% menjadi Rp 471 triliun.

Transaksi Perdagangan Online (Sumber: Celios)

3. Perjalanan Online
Pada 2019, transaksi online travel tercatat sebesar Rp 9,47 triliun, yang kemudian menurun tajam menjadi Rp 7,43 triliun pada 2020 karena pandemi Covid-19. Namun, pemulihan mulai terlihat pada 2021, dengan nilai transaksi meningkat sedikit menjadi Rp 7,73 triliun.

Pada 2022, transaksi online travel kembali mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp 9,58 triliun, hampir mendekati level sebelum pandemi. Proyeksi menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada tahun-tahun mendatang, dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp 10,89 triliun pada 2023, Rp 11,77 triliun pada 2024, dan Rp 12,37 triliun pada 2025.

Tren ini mengindikasikan pemulihan yang kuat dalam industri travel online, didorong oleh normalisasi aktivitas perjalanan, digitalisasi layanan, dan meningkatnya kepercayaan konsumen dalam menggunakan platform online untuk kebutuhan perjalanan mereka.

Transaksi Perjalanan Online (Sumber: Celios)

4. Pembayaran Digital
Pembayaran digital di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dari 2019 hingga 2025. Pada 2019, nilai transaksi pembayaran digital tercatat sebesar Rp 473,44 triliun dan terus meningkat setiap tahunnya.

Proyeksi ke depan menunjukkan tren positif yang berlanjut. Pada 2025, angkanya diperkirakan melonjak hingga Rp 2.908,59 triliun.

Pertumbuhan ini mencerminkan adopsi yang semakin luas dari teknologi pembayaran digital, didorong oleh perubahan perilaku konsumen, perkembangan infrastruktur digital, dan inovasi dalam layanan keuangan digital. Data ini mengindikasikan potensi besar sektor pembayaran digital dalam mendukung transformasi ekonomi berbasis teknologi di Indonesia.

Transaksi Pembayaran Digital (Sumber: Celios)

5. Pinjaman Online
Pada 2019, Lending Book tercatat sebesar Rp 58,83 triliun, kemudian meningkat pesat menjadi Rp 74,41 triliun pada 2020 dan mencapai Rp 153,35 triliun pada 2021. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan permintaan terhadap layanan pinjaman, yang kemungkinan besar didorong oleh adopsi layanan teknologi finansial (fintech) serta kebutuhan pendanaan yang meningkat selama pandemi Covid-19.

Lending Book diproyeksikan terus meningkat hingga mencapai Rp 365,7 triliun pada 2025. Kenaikan ini mengindikasikan potensi besar sektor pembiayaan berbasis digital dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia.

Pertumbuhan ini juga menunjukkan kepercayaan yang semakin tinggi dari konsumen dan institusi terhadap layanan pinjaman digital. Faktor seperti penetrasi teknologi, regulasi yang lebih mendukung, dan kolaborasi antara lembaga keuangan tradisional dengan platform fintech kemungkinan besar akan terus mendorong peningkatan Lending Book. Proyeksi ini juga menjadi sinyal optimisme terhadap stabilitas dan keberlanjutan sektor pembiayaan digital di Indonesia.

Transaksi Pinjaman Online (Sumber: Celios)

Desa Mengepung Kota, Lokal ke Nasional

Kebangkitan ekonomi baru menjamur di berbagai daerah. Roda ekonomi baru berputar di daerah-daerah ini dan menjadi penyumbang bagi perekonomian nasional.

Di Surakarta alias Solo, misalnya. Kampung halaman presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) ini memiliki Solo Technopark seluas sekira 5 hektar.

Solo Technopark merupakan kawasan yang berorientasi pada transformasi digital dan human capital. Pengembangan dan revitalisasi Solo Technopark juga memiliki peran sebagai hub pengembangan inovasi dan talenta di Kota Surakarta.

Kolaborasi pemerintah-swasta dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi digital ini juga diwujudkan dalam kerja sama yang dilakukan Solo Technopark dengan beberapa mitra kolaborasi seperti Shopee, Bank Mandiri, SKK Migas, serta PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Tahun lalu, Shopee juga mendirikan Shopee Solo Creative & Innovation Hub di sana.

Kini, Solo menaungi beberapa perusahaan rintisan (startup) ekonomi baru. Di bidang pertanian ada Widara (pertanian vertikal dan hidroponik) dan Tanigo (optimalisasi pertanian dan kesejahteraan petani).

Lalu di sektor teknologi ada Sentra Solusi Autotama (pelacakan distribusi barang, manajemen gudang, dan pelacakan suhu UMKM), Mars (kendaraan otonom), dan Komerce (layanan UMKMM).

Kemudian di bidang perdagangan dan pembayaran ada YukBisnis (pemasaran online) dan Warung Pintar (pengembangan warung tradisional menjadi modern).

Daerah lain yang juga merupakan 'Kawah Candradimuka' bagi pengembangan ekonomi digital adalah Bandung. Pada 2022, Bandung menjadi kota dengan skor Indonesia Digital Economy Literacy Index (IDELI) tertinggi di Indonesia.

Kala itu, Bandung memperoleh skor IDELI sebesar 5,34. Keunggulan Kota Bandung dibandingkan kota dan kabupaten lain ada pada dimensi inovasi dan adopsi teknologi, yang menitikberatkan pada pengembangan, penggunaan, dan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sektor bisnis.

Seperti halnya Solo, Bandung pun memiliki Bandung Techno Park. Didirikan pada 2010, ini adalah salah satu techno park tertua di Indonesia.

Mengutip StartupBlink, Bandung menjadi kota dengan ekosistem startup terbaik k-2 di Indonesia dan peringkat 261 dunia. StartupBlink menyusun peringkat startup terbaik di Bandung, di antaranya adalah:

1. Evermos
Evermos menghubungkan antara penjual dan pembeli untuk produk-produk islami. Mulai dari pakaian, makanan, kosmetik, hingga perlengkapan rumah tangga. Evermos juga merupakan anggota World Economic Forum's Global Innovators Community, sebuah grup khusus undangan dari perusahaan start-up dan scale-up paling menjanjikan di dunia yang berada di garis depan inovasi teknologi dan model bisnis etis.

Berdiri pada November 2018, Evermos telah membangun jaringan connected commerce berbasis reseller terbesar di Indonesia dengan 900.000 lebih penjual aktif di seluruh Indonesia dan 6.400 lebih mitra UMKM. Hingga saat ini Evermos telah mendapatkan berbagai penghargaan industri seperti penghargaan Forbes Asia 100 to Watch di kawasan Asia Pasifik, penghargaan UN Women 2022 Indonesian Women Empowerment Principles (WEPs), pemenang Nikkei Awards 2024, dan menjadi anggota jaringan global Endeavor Entrepreneur.

Berdasarkan pemeringkatan StartupBlink, Evermos menduduki posisi pertama di Kota Bandung. Kemudian peringkat 126 di Asia Tenggara dan 3.013 dunia.

2. Waste4Change
Waste4Change adalah platform manajemen limbah bagi rumah tangga, korporasi, dan pemerintahan. Tujuannya adalah mengatasi masalah sampah dan mengurangi volume yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Berdasarkan pemeringkatan StartupBlink, Waste4Change menduduki posisi kedua di Kota Bandung. Kemudian peringkat 310 di Asia Tenggara dan 8.367 dunia.

3. Finansialku
Finansialku menyediakan layanan perencanaan keuangan bagi perorangan dan rumah tangga. Hingga 2024, Finansialku telah membantu 942 klien konsultasi keuangan, 140 klien pendampingan investasi, 178.850 partisipan di in-house training, dan 451 partisipan di employee financial wellness.

Berdasarkan pemeringkatan StartupBlink, Finansialku menduduki posisi ketiga di Kota Bandung. Kemudian peringkat 788 di Asia Tenggara dan 22.738 dunia.

4. ASSEMBLR
ASSEMBLR menyediakan platform untuk pembuatan Augmented Reality (AR). Jumlah pengguna ASSEMBLR sudah mencapai 1,4 juta dengan 2,35 juta proyek.

Berdasarkan pemeringkatan StartupBlink, ASSEMBLR menduduki posisi keempat di Kota Bandung. Kemudian peringkat 864 di Asia Tenggara dan 25.358 dunia.

5. Praktis
Praktis menyediakan perangkat Enterprise Resource Planning (ERP) yang memudahkan pelanggan untuk mengelola operasional harian.

Berdasarkan pemeringkatan StartupBlink, ASSEMBLR menduduki posisi kelima di Kota Bandung. Kemudian peringkat 889 di Asia Tenggara dan 26.511 dunia.

Jakarta juga menjadi daerah dengan perkembangan ekonomi digital yang pesat. Sebagai pusat ekonomi nasional, Jakarta punya modal besar bagi pengembangan ekonomi baru.

Jakarta adalah rumah bagi lebih dari 10 juta penduduk. Kepemilikan telepon seluler mencapai 82,47% dari populasi dengan penetrasi internet 83,34% pada 2023.

Lebih lanjut, Jakarta menempati peringkat 12 dari 100 kota di dunia dalam Top 100 Emerging Ecosystems. Nilai ecosystem value Jakarta mencapai US$ 71 miliar, melampaui nilai rata-rata global sebesar US$ 34.6 miliar.

Jakarta juga menjadi rumah sejumlah startup terbaik Indonesia, bahkan di Asia Tenggara dan dunia. StartupBlink menobatkan Travelola sebagai startup terbaik di Indonesia dan Asia Tenggara, dan berada di posisi 36 dunia.

J&T Express kemudian menyusul, di mana perusahaan yang bergerak bidang logistik ini menjadi yang terbaik kedua di Jakarta, nomor 4 di Asia Tengga, dan 121 dunia. Berikutnya ada DANA, yang menyediakan sistem pembayaran inklusif, DANA menjadi startup ketiga terbaik di Jakarta, rangking 8 Asia Tenggara, dan 135 dunia.

Kisah Manufaktur Jalanan

Sektor manufaktur adalah penyumbang terbesar perekonomian nasional dari sisi lapangan usaha. Hampir seperlima Produk Domestik Bruto (PDB) berasal dari sektor ini.

Sebagai negara pemilik salah satu sumber daya alam terbaik di dunia, perusahaan manufaktur pengolah sumber daya alam sudah lama menjadi raksasa. Perusahaan migas, pertambangan, dan perkebunan menjadi pemain besar dan melahirkan orang-orang terkaya di Ibu Pertiwi.

Namun di antara orang-orang kaya dari old economy itu, terselip kisah lain. Mereka yang membangun dari bawah dan berhasil menjadi 'raja' baru. Meski levelnya masih jauh dibandingkan Prajogo Pangestu dkk.

Salah satunya adalah PT Dua Naga Kosmetindo. Perusahaan kosmetik asal Sukoharjo, Jawa Tengah, ini sedang menjadi bahan perbincangan.

Dua Naga Kosmetindo berdiri sejak 2015. Seiring berjalannya waktu, Dua Naga Kosmetindo telah dipercaya oleh berbagai brand ternama untuk memproduksi berbagai produk unggulan mereka.

Produk-produk Dua Naga Kosmetindo mencakup perawatan kulit, perawatan tubuh, perawatan rambut, perawatan bayi, hingga produk perawatan bersalin.

Dua Naga mengkhususkan diri di bidang maklon kosmetik. Artinya adalah fasilitas produksi mereka membuat berbagai produk kecantikan yang disesuaikan dengan ketentuan dan spesifikasi dari klien.

Dua Naga menyebut berkomitmen terhadap UMKM. Ini membuat minimal pemesanan produk bisa serendah-rendahnya 1.000. Dua Naga juga melayani pesanan untuk klinik kecantikan, spa, hotel, dan pusat hiburan.

Jadi, mereka yang berminat untuk membuat merek kosmetik sendiri bisa menggandeng Dua Naga sebagai pemasok. Perusahaan ini memiliki lebih dari 500 tenaga ahli yang berpengalaman di bidangnya di Korea Selatan, Prancis, dan lain-lain. Produksi per hari mencapai lebih dari 180.000.

Mengutip laporan keuangan 2023, output harian untuk produk sabun bisa mencapai 1.000 kg jika ada lembur hingga pukul 20:30 WIB. Kemudian output harian untuk skincare adalah 1.000 kg dan output harian filing adalah 4.000-5.000 pieces.

Sumber: Laporan Keuangan Dua Naga 2023

Dua Naga menyebut memiliki lebih dari 8.000 formula untuk berbagai kebutuhan perawatan dan kecantikan. Formula ini bisa dikombinasikan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pasar.

"Kami menjamin bahwa ide-ide Anda dijaga kerahasiaannya. Tujuan kami adalah membuat Anda sukses dalam memulai bisnis perawatan kulit, dan kami dapat membantu Anda membuat program formula kosmetik untuk mencapai hal tersebut," sebut keterangan di situs Dua Naga.

Dua Naga didirikan oleh Agung Wicaksono Nugroho dan Luki Adhi Sulaksono. Bulan lalu, perusahaan merayakan ulang tahun ke-10.

Dalam acara tersebut, Luki mengungkapkan target omzet Dua Naga pada 2027 atau 2 tahun ke depan bisa mencapai Rp 3 triliun.

Kekayaan Gilang disebut-sebut mencapai Rp 800 miliar. Kekayaan dari gurita bisnis Juragan 99 terpampang dari rumah mewah, jet pribadi, hingga deretan mobil super seperti Rolls-Royce, Ferrari, dan Lamborghini.

Pada 2022, Gilang sempat menyebut bahwa omzet MS Glow saja bisa Rp 600 miliar per bulan.

Data dan Fakta Ekonomi Baru di Indonesia

Penetrasi teknologi yang begitu cepat membuat lanskap ekonomi berubah dalam waktu singkat. Kini, digitalisasi sudah merambah ke berbagai lini dan memunculkan corak ekonomi baru.

Sepertinya belum lama kartu debet/ATM dan kartu kredit jadi alat pembayaran utama masyarakat Indonesia. Namun ini situasinya berubah.

Digitalisasi juga sudah merambah ke sistem pembayaran. Penggunaan mobile banking makin pesat sehingga perlahan menggeser penggunaan uang tunai dan kartu.

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, volume transaksi aplikasi mobile dan internet banking pada Juli tumbuh 26,07% year-on-year (yoy) dan 12,68% yoy. Sementara volume transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) tumbuh impresif 162,77%.

Pada kuartal I-2025, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat pengguna QRIS sudah mencapai 56 juta. Naik 14,3% yoy.

Sumber: ASPI

Sementara rata-rata transaksi QRIS per merchant per bulan pada kuartal I-2025 adalah Rp 2,73 juta. Melonjak 107,13% yoy.

Sumber: ASPI

Total volume transaksi QRIS per kuartal I-2025 adalah 1,02 miliar atau melesat 169% yoy. Sedangkan nilai transaksi mencapai Rp 104 triliun atau tumbuh 148% yoy.

Di sisi lain, transaksi dengan kartu ATM/debet makin kurang populer. Data ASPI menunjukkan, total transaksi dengan kartu ATM/Debet per kuartal I-2025 adalah 1,7 miliar. Dalam setahun terakhir, angkanya relatif tidak bergerak alias stagnan.

Digitalisasi juga membuat akses informasi menjadi makin mudah. Dunia berada di ujung jari, tidak perlu pergi jauh untuk mencari informasi.

Hasilnya, pemahaman masyarakat terhadap investasi makin meningkat. Salah satunya terlihat dari kenaikan Indeks Literasi Keuangan.

Pada 2025, Indeks Literasi Keuangan tercatat 66,46%. Naik dibandingkan 2024 yang sebesar 65,43%.

Adapun Indeks Inklusi Keuangan pada 2025 ada di 80,51%. Juga lebih tinggi ketimbang 2024 yakni 75,02%.

Masyarakat yang makin melek investasi membuat arus modal ke pasar saham Indonesia terus bertambah. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor saham tercatat lebih dari 17 juta per awal 3 Juli lalu. Ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Dibandingkan dengan akhir 2024, jumlah investor di pasar modal Tanah Air naik 11,42%.

Investor individu alias ritel juga makin menggandrungi investasi di pasar modal. Mereka berlatar belakang pengusaha, pegawai negeri, pegawai swasta, guru, ibu rumah tangga, sampai pelajar.

Dari sisi penghasilan, mereka yang berpendapatan kurang dari Rp 10 juta per bulan juga makin sadar pentingnya berinvestasi. Bahkan kelompok ini menjadi investor ritel dengan porsi terbesar.

Kesadaran pentingnya berinvestasi juga sepertinya sudah tertanam sejak dini. Terlihat dari proporsi investor ritel berusia kurang dari 30 tahun mendominasi. Porsinya sudah lebih dari 54%.

Artinya, mereka yang tergolong masuk Generasi Z adalah pemain utama di pasar modal Ibu Pertiwi. Generasi ini menjadi yang terbesar di antara investor ritel lainnya.

Mengikuti perkembangan zaman, transaksi aset kripto juga makin mendapat tempat di Bumi Nusantara. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp 650,61 triliun pada 2024. Meroket 335,91% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sepanjang 2024, jumlah pengguna aset kripto di Indonesia sudah mencapai 22,91 juta orang.

Belanja dari Rumah

Digitalisasi, yang menjadi corak utama ekonomi baru di Indonesia, juga mengubah pola konsumsi masyarakat. Kini tidak perlu lagi keluar rumah untuk mencari berbagai kebutuhan. Semua sudah tersedia dalam genggaman, di layar ponsel.

Mengutip laporan berjudul Cashing in on the Digital Boom keluaran Mandiri Institute, nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada 2024 diperkirakan mencapai Rp 487 triliun. Tumbuh 7,27% dibandingkan 2023.

Sementara riset Cube Asia mengungkapkan, Indonesia menguasai pasar e-commerce ASEAN. Sekitar 42% pasar e-commerce di kawasan ini ada di Indonesia.

Pada 2024, pasar e-commerce Indonesia diperkirakan bernilai US$ 64 miliar. Thailand berada di peringkat kedua dengan jarak yang sangat jauh yaitu 'hanya' US$ 24 miliar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat 3,82 juta jumlah usaha e-commerce di Indonesia pada 2023. Naik 27,4% dibandingkan tahun sebelumnya.

Nilai transaksi e-commerce pada 2023 adalah Rp 1.100,87 triliun. Melonjak 40% dibandingkan 2022.

"Mayoritas usaha e-commerce tidak mempunyai badan hukum atau badan usaha yaitu sebesar 90,59%. Sedangkan yang memiliki badan hukum atau badan usaha seperti Perseroan Terbatas (PT) sebesar 4,49%. Diikuti badan hukum lainnya, sebesar 3,41% dan badan hukum persekutuan komanditer (CV) sebesar 1,52%,"

sebut laporan Statistik E-Commerce 2023 yang disusun BPS.

Artinya, hampir seluruh pemain atau penjual di e-commerce adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ini menandakan ekonomi bergerak dari akar rumput, bottom-up.

"Peningkatan nilai transaksi e-commerce ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah usaha e-commerce di Indonesia yang bertambah sebanyak 27%. Pertumbuhan ini mencerminkan tren positif dalam ekonomi digital, yang juga sejalan dengan perkembangan ekonomi global dan regional.

"Di tingkat ASEAN, ekonomi digital terus berkembang pesat, dengan Indonesia sebagai salah satu pemain utama. Transformasi digital di Indonesia, yang didukung oleh infrastruktur digital yang kuat dan kebijakan pemerintah yang pro-bisnis, telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dengan proyeksi nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 600 miliar pada 2030, peningkatan pendapatan dari e-commerce ini menunjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian digital yang semakin terintegrasi dengan pasar global,"

papar laporan BPS.

Pasar Tenaga Kerja Berubah

Seperti disebutkan sebelumnya, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih menjadi fenomena yang aman ditakutkan. Ada tendensi angka PHK kian membesar, sehingga kemudian muncul istilah gelombang PHK.

Akan tetapi, tidak semua gelap-gulita. Masih ada harapan, karena ekonomi baru menyimpan potensi yang luar biasa.

Sektor e-commerce, misalnya. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini sekarang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Di sejumlah situs pencari kerja, kata kunci e-commerce masih menjadi favorit. Lowongan kerja yang tersedia di bidang ini pun cukup banyak.

Misalnya di situs Jobstreet. Diakses pada 14 September, lowongan dengan kata kunci e-commerce mencapai 1.859 pekerjaan.

Posisi lowongan kerja paling banyak dari semua klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut.

  1. E-commerce Specialist dengan permintaan keahlian pada sistem SEO, SEM & SMM, serta analisis data.
  2. Sales E-commerce dan Channel Marketplace dengan kebutuhan kompetensi kemampuan komputer untuk office, penggunaan online-platforms, serta e-commerce enabler.
  3. E-commerce Web Developer dengan kebutuhan kompetensi pada PHP, MySQL, JavaScript, HTML, CSS, dan pemahaman terhadap UI/EX trends;
  4. E-Commerce Warehouse Supervisor dengan kebutuhan kompetensi pada e-commerce stock, warehouse e-commerce, assets, and finance e-commerce.
  5. Back End Web Developer dengan kebutuhan kompetensi penguasaan database MySQL dan ND SQL serta web service integration/creator.
  6. Supply Chain Logistic dengan kebutuhan kompetensi pergudangan dan manajemen logistik, cross border freight forwarding dan regulasi bea cukai, kuat dalam analitikal dan pemecahan masalah, serta pengetahuan tentang OMS dan WMS.
  7. ERP Customer Success Support dengan kebutuhan kompetensi penggunaan NetSuite/ERP Software, pengetahuan tentang ERP, dan kemampuan analisis.

Gaji yang ditawarkan juga bervariasi untuk posisi-posisi tersebut. Perusahaan menawarkan gaji mulai dari Rp 6-13 juta/bulan untuk lulusan baru (fresh graduate).

Selain itu, pola kerja juga sudah berubah. Kini bekerja tidak melulu harus datang ke kantor atau pabrik. Kerja bisa dilakukan dari mana saja, kapan saja.

Ini yang disebut dengan bekerja secara hibrida (hybrid working). Bekerja di kantor dipadukan dengan bekerja di mana saja.

Hybrid working mulai dikenal ketika pandemi Covid-19. Kala itu, pembatasan sosial (social distancing) memaksa orang-orang untuk membatasi interaksi tetap harus tetap bekerja.

Selepas pandemi, tren ini masih berlanjut. Berdasarkan studi McKinsey, lebih dari 70% perusahaan di dunia kini menerapkan hybrid working secara permanen.

Pada 2023, perusahaan produsen perlengkapan komputer asal Swiss, Logitech, merilis survei mengenai tren hybrid working di Indonesia yang melibatkan 500 karyawan profesional. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa 62% karyawan Indonesia lebih memilih bekerja secara hybrid.

Laporan tersebut mengungkapkan setidaknya ada tiga kelebihan utama hybrid working yaitu:

  1. Fleksibel
  2. Peningkatan kualitas hidup karyawan.
  3. Meminimalkan biaya operasional kantor.

Di situs Jobstreet, terdapat 28 lowongan kerja baru yang menggunakan kata kunci "hybrid". Tidak main-main, bahkan ada perusahaan Singapura yang mencari talenta di Indonesia dengan sistem hybrid working. Gaji yang ditawarkan pun sangat menggiurkan yaitu bisa mencapai Rp 60 juta/bulan.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga kian memainkan peran penting dalam penyerapan tenaga kerja. Pemerintah mencatat terdapat sekitar 30,18 juta unit usaha UMKM non-pertanian per akhir 2024. Perinciannya, 30,09 juta usaha mikro, 73.816 usaha kecil, dan 15.313 usaha menengah.

Berikut adalah jumlah UMKM menurut sektor usaha:

  • Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor: 14.433.048 unit.
  • Penyediaan akomodasi, makanan, minuman: 6.400.667 unit.
  • Industri pengolahan: 4.164.542 unit.
  • Jasa lainnya: 1.906.799 unit.
  • Pengangkutan dan pergudangan: 1.169.310 unit.
  • Konstruksi: 307.519 unit.
  • Penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan, dan penunjang usaha lainnya: 289.650 unit.
  • Pertambangan dan penggalian: 196.841 unit.
  • Pengelolaan air, air limbah, pemulihan material sampah, dan remediasi: 164.111 unit.
  • Pendidikan: 162.659 unit.
  • Kesehatan manusia dan aktivitas sosial: 156.183 unit.
  • Real estat: 142.526 unit.
  • Kesenian, hiburan, dan rekreasi: 129.547 unit.
  • Aktivitas profesional, ilmiah, teknis: 124.287 unit.
  • Pengadaan listrik, gas, uap/air panas, udara dingin: 82.504 unit.
  • Keuangan dan asuransi: 57.589 unit.

Kemudian UMKM pertanian dan perikanan per akhir 2024 berjumlah sekira 29,34 juta unit. Sebanyak 99% merupakan usaha pertanian perorangan.

UMKM pun menjadi pemain utama dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Sekitar 97% pekerja di Indonesia terserap di UMKM.

Pada semester I-2024, UMKM terlibat di 2,4 juta proyek investasi di Indonesia. Total investasi mencapai Rp 127 triliun dan menciptakan 4,7 juta lapangan kerja.

Nilai investasi terhadap pemajuan UMKM tersebut didominasi oleh sektor perdagangan dan reparasi senilai Rp 46,5 triliun. Diikuti oleh sektor jasa Rp 24,8 triliun, hotel dan restoran Rp 13 triliun, konstruksi Rp 11,9 triliun, serta tanaman pangan Rp 7 triliun.

Ekonomi Jalanan: Bukan Lagi Kecil-kecilan

Ekonomi baru yang berbasis digital dan langsung menyentuh konsumen tidak lagi bisa dibilang kecil. Indonesia bahkan sudah menjadi pemain kelas dunia.

Indonesia adalah perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Jumlah populasi yang mencapai lebih dari 280 juta jiwa merupakan pasar yang luar biasa. Ini bisa menjadi modal bagi tumbuhnya ekonomi baru.

Riset Tabcut.com menyebutkan, Gross Merchandise Value (GMV) TikTok Shop di Indonesia pada 2024 mencapai US$ 6,2 miliar. Indonesia menduduki peringkat kedua kedua dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat.

Kecantikan dan perawatan masih menjadi kategori terbesar transaksi TikTok Shop di Indonesia. Sembilan dari 10 penjual dan delapan dari 10 produk terlaris dalam dari kategori ini.

Rata-rata nilai transaksi TikTok Shop di Indonesia pada 2024 adalah US$ 4,98 per transaksi. Lebih tinggi ketimbang Malaysia (US$ 4,64) tetapi masih jauh dari Singapura (US$ 19,77).

Platform belanja lainnya yang juga mencatat performa ciamik adalah Shopee. Dengan fitur live, Shopee menjadi platform yang paling dipilih oleh merek lokal dan usaha kecil, mikro, menengah (UMKM).

Survei IPSOS menyebutkan, Shopee Live menjadi yang paling populer dalam fitur live streaming. Sebanyak 63% responden memilih Shopee sebagai penyedia layanan live streaming favorit mereka, diikuti TikTok Shop (17%), Tokopedia (10%), dan Lazada (9%).

Dari Main-main Jadi Bukan Main

Ekonomi baru juga mengedepankan kreativitas. Salah satunya permainan elektronik atau gim (game), yang kini menjadi sektor ekonomi baru yang sangat prospektif.

Industri gim merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi besar. Lembaga riset IBISWorld pada 2020 mencatat, ketika wabah virus corona merebak, pengeluaran masyarakat global terhadap gim telah mencapai angka US$ 205 miliar.

Pada 2022, mengutip data Fortune Business Insight, nilai pasar gim global sebesar US$ 249,55 miliar.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 2021 melaporkan, sub-sektor aplikasi dan gim berhasil menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp 31,25 triliun. Aplikasi dan gim menjadi subsektor dengan laju pertumbuhan tertinggi kedua (9,17%), setelah subsektor televisi dan radio (9,48%).

Newzoo menempatkan Indonesia pada posisi ke-16 dunia dari sisi penerimaan terhadap industri gim. Menurut Asosiasi Game Indonesia (AGI), tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun untuk industri gim nasional memakai skala Compound Annual Growth Rate (CAGR) bisa sebesar 51%.

Indonesia merupakan kekuatan tersendiri dalam industri gim khususnya di kawasan Asia Tenggara. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 2021 menyebutkan, jumlah gamer di Ibu Pertiwi sudah menyentuh 174,1 juta orang.

Tidak hanya bermain, Indonesia juga mumpuni dalam pengembangan gim. Menurut Virtual SEA, hingga Desember 2024 Indonesia menyumbang 351 gim di platform Steam, terbanyak di Asia Tenggara.

PricewaterhouseCoopers dalam laporan Global Entertainment & Media Outlook 2023-2027 menyebutkan, pendapatan industri gim (termasuk video game dan e-sports) di Indonesia diperkirakan tumbuh 13,8% per tahun. Nilainya diprediksi melesat dari US$ 1,6 miliar pada 2022 menjadi US$ 3,1 miliar pada 2027.

Mengubah Cara Pandang Membaca Ekonomi

Berbagai fenomena yang disebutkan sebelumnya menjadi bukti bahwa lanskap ekonomi sudah berubah. Old money mulai tergeser dengan peran ekonomi baru kian signifikan.

Pola konsumsi masyarakat juga telah berubah. Seiring peningkatan daya beli, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, pengeluaran tidak lagi sebatas kebutuhan pokok. Tidak lagi melulu habis buat sembako.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hal tersebut. Laju inflasi komponen perawatan pribadi dan jasa lainnya pada Januari-Agustus mencapai 6,27%. Jauh di atas kelompok lainnya.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi kelompok ini adalah 8,66% pada Agustus. Padahal inflasi umum (headline) hanya 2,31% yoy.

Data ini menggambarkan pola ekonomi baru Indonesia. Boleh dibilang, Indonesia sudah naik kelas dan pengeluaran masyarakat pun makin kompleks. Perawatan pribadi menjadi salah satu yang esensial, bukan lagi sekedar untuk makanan.

Tidak hanya pemain-pemain besar, perawatan pribadi kini juga juga mampu menarik pemain-pemain baru. Kisah Dua Naga dan Juragan 99 yang sudah dipaparkan sebelumnya menjadi bukti konkret. Bengkel kosmetik kelas "rumahan" kini sudah menjadi salah satu penggerak denyut nadi ekonomi.

Ekonomi Tak Cuma dari Pabrik

Oleh karena itu, para pengambil kebijakan juga harus lebih peka. Old money sudah masuk masa senja. Sudah saatnya lebih membuka mata terhadap ekonomi baru, yang kian mendapat tempat di masyarakat.

Ekonomi mungkin kini tidak lagi bisa tercermin dari aktivitas pabrik, aktivitas manufaktur. Sejumlah indikator baru perlu mendapat perhatian, karena juga merupakan refleksi kegiatan ekonomi akar rumput.

Misalnya peladen (server) komputasi awan (cloud computing). Mengutip laporan Mordor Intelligence, pasar cloud di Indonesia pada 2025 ditaksir bernilai US$ 2,46 miliar. Pada 2030, jumlahnya diperkirakan naik hampir dua kali lipat menjadi US$ 4,87 miliar dengan tingkat pertumbuhan rerata tahunan mencapai 14,6%.

"Ekspansi ini didorong oleh belanja transformasi digital perusahaan yang berkelanjutan, belanja modal skala besar, dan mandat pemerintah dalam kerangka kerja Digital Indonesia 2025,"

sebut riset itu.

Program UMKM Go Digital, yang telah menghubungkan 27 juta UKM, memperluas konsumsi infrastruktur hilir. Perluasan jaringan paralel dari 37 proyek kelistrikan dengan total 3.222 MW meningkatkan keandalan daya untuk ruang data baru.

Nilai ekonomi digital mencapai US$ 90 miliar pada 2024 dan dapat meningkat empat kali lipat pada 2030, melipatgandakan kebutuhan komputasi dan penyimpanan. Reformasi pajak kripto yang membebaskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mendorong volume transaksi, yang semakin membebani back-end fintech.

Saat ini, Indonesia memiliki 185 pusat data (data center) dengan kapasitas 274 megawatt (MW). Pada 2029, kapasitas diperkirakan melonjak menjadi 2.000 MW.

Selain itu, geliat ekonomi baru juga bisa terpantau dari jumlah konten yang beredar di media sosial. Sebab, konten bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bernilai ekonomi.

Data Repotal mencatat, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia per April mencapai sekitar 143 juta. Artinya, sekitar separuh populasi sudah melek terhadap media sosial.

Berdasarkan survei We Are Social, sebanyak 56,3% masyarakat Indonesia menonton konten video sebagai sarana pembelajaran. Disusul oleh video tutorial, pertandingan olahraga, video pemengaruh (influencer), dan gim.

Konten media sosial juga memiliki nilai ekonomi. Bahkan kini sudah menjadi profesi.

Survei Epidemic Sound terhadap 1.500 pembuat konten (content creator) pada 2024 menunjukkan bahwa monetisasi konten sudah menjadi pekerjaan tetap bagi 54,9% responden. Sementara 77% responden menilai kompensasi atau jumlah uang diterima dari konten sudah cukup baik, di mana YouTube menjadi sumber pendapatan utama 28,6%.

"Sebanyak 49% pembuat konten menghabiskan waktu 20 jam atau lebih per pekan untuk menciptakan konten. Sebanyak 38,9% sudah melakukannya selama 2-5 tahun. Sebanyak 74.7% memilih untuk membuat konten video,"

ungkap survei tersebut.

Sebanyak 49,5% responden mendapatkan cuan dari konten mereka melalui pendapatan dari live streaming. Kemudian 48,3% dari pembagian "kue" iklan, 44% sponsor dari merek, 42,6% langganan berbayar, dan 39,3% pemasaran terafiliasi (affiliate marketing).

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 keluaran BPS mengungkapkan, jumlah penduduk yang menjadi pengguna internet di Indonesia sudah mencapai sekitar 182 juta. Dari jumlah tersebut, 8,2 juta sudah membuat konten digital. Pembuat konten digital sudah menjadi profesi, yang hasilnya menjanjikan.

Kota Palembang menjadi daerah dengan jumlah pembuat konten digital terbanyak di Indonesia. Disusul Jakarta Timur, Kota Denpasar, dan Kabupaten Bekasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Menurutnya, pada 2030, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai nilai US$ 360 miliar atau berkontribusi sekitar 40% dari ekonomi digital ASEAN.

Terlebih pada 2024, nilai barang dagangan bruto ekonomi digital Indonesia adalah sekitar US$ 90 miliar yaitu sekitar 6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Sebagian besar kontribusi berasal dari sektor-sektor yang digerakkan oleh AI, seperti e-commerce yang menghasilkan 72% kontribusi ekonomi digital Indonesia. Sementara sisanya berasal dari transportasi, makanan, perjalanan online, media online,"

kata Airlangga.

Perubahan Lanskap Pasar Tenaga Kerja

Oleh karena itu, sepertinya pertumbuhan ekonomi 5,12% pada kuartal II-2025 memang bukan angka yang datang begitu saja. Bukan angka dari langit, melainkan sesuatu yang memang terjadi di lapangan.

Saat old economy kehilangan daya pikatnya, kehilangan cengkeramannya, ekonomi baru mengambil peran signifikan. Mereka mencerminkan aktivitas ekonomi yang terjadi di akar rumput saat ini. Sesuatu yang mungkin luput dari radar, tetapi nyata di lapangan.

Ekonomi baru, ekonomi digital, sudah siap menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Siap mengambil tongkat estafet untuk menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi.

Hal ini sudah terlihat dari angka pembukaan lapangan kerja. Jumlah pekerja di sektor informasi dan komunikasi tumbuh lebih cepat ketimbang sektor old economy seperti manufaktur.

Sepanjang 2015-2024, pertumbuhan pekerja di sektor manufaktur rata-rata adalah 2,26% year-on-year (yoy). Sementara di sektor informasi dan komunikasi, reratanya adalah 6,65%.

Bahkan pada saat pandemi Covid-19, sektor informasi dan komunikasi menjadi penyelamat. Pada Agustus 2020, saat pembatasan sosial sedang kencang-kencangnya, pertumbuhan pekerja di sektor manufaktur mengalami kontraksi hampir 9% yoy karena gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Namun pada periode yang sama, jumlah pekerja di sektor informasi dan komunikasi masih bisa tumbuh 1,31% yoy. Sepertinya penggunaan teknologi yang marak saat pandemi berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja.

Begitu pula dengan sektor pertanian, yang sampai saat ini masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Tanah Air. Selama 2016-2024, rata-rata pekerja di sektor ini tumbuh 1,66% yoy. Pada periode yang sama, pekerja di sektor informasi dan komunikasi tumbuh impresif 9,02% yoy.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa lanskap pasar tenaga kerja Nusantara sudah berubah. Ekonomi baru, yang diwakili oleh sektor informasi dan komunikasi, kian mantap menjadi penyerap tenaga kerja menggeser old economy seperti manufaktur dan pertanian.

Menteri Baru, Semangat Baru

Presiden Prabowo Subianto menempuh langkah yang tak terduga. Pada awal September, Kepala Negara memutuskan untuk melakukan pergantian personel Kabinet Merah Putih.

Salah satunya adalah posisi Menteri Keuangan. Sejak reformasi, posisi tersebut lekat dengan nama Sri Mulyani Indrawati.

Tidak heran, karena Sri Mulyani menempati jabatan tersebut selama bertahun-tahun. Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut kali pertama menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 2005 kala pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sempat 'merantau' ke Amerika Serikat (AS), Sri Mulyani kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 2016 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada 2024, Sri Mulyani kembali ditunjuk sebagai Menteri Keuangan oleh Presiden Prabowo.

Namun belum genap setahun di pemerintahan baru, posisi Sri Mulyani kini digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa. Sebelumnya, sosok yang akrab disapa Yudhi itu adalah Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Awalnya pasar bereaksi negatif atas reshuffle kabinet tersebut. Indeks Harga Saham Gabungan dan nilai tukar rupiah melemah cukup tajam.

Reshuffle dilakukan pada 8 September. Hari itu juga, IHSG melemah cukup tajam dengan koreksi lebih dari 1%.

Hari berikutnya, koreksi IHSG lebih dalam yaitu hampir mencapai 2%.

Begitu juga dengan nilai tukar rupiah. Pada 9 September, mata uang Tanah Air melemah lebih dari 1% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Guncangan Hanya Sementara

Akan tetapi, ternyata guncangan akibat pergantian Menteri Keuangan itu tidak bertahan lama. Hanya sementara, bahkan sangat sementara.

Pada pekan yang sama dengan pelantikan Menteri Keuangan baru, IHSG dan rupiah mampu bangkit. Pada 10 September, IHSG sudah mampu kembali ke jalur hijau dengan penguatan hampir 1%.

Bahkan pada perdagangan 12 September, rupiah mampu menjadi mata uang terbaik di Asia dengan apresiasi 0,51%.

Pasar pun menilai bahwa Yudhi akan lebih berperan dalam mendorong kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini menjadi penting karena pasar menilai ada sinyal-sinyal perlambatan dan Yudhi dinilai mampu menemukan solusi.

"Pasar menanti strategi dari Menteri Keuangan baru di tengah strategi untuk mengatasi perlambatan ekonomi. Eksekusi adalah kunci untuk membangun kredibilitas,"

sebut Ari Jahja dari Macquarie.

Rp 200 Triliun Dongrak Pertumbuhan Ekonomi

Bukan hanya kepercayaan pasar yang mulai terbangun, Yudhi juga langsung membuat gebrakan di posisi barunya. Dalam hitungan hari, sebuah terobosan baru diperkenalkan.

Pada 12 September, Yudhi merilis Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No 276/2025 tentang Penempatan Uang Negara dalam Rangka Pengelolaan Kelebihan dan Kekurangan Kas untuk Mendukung Pelaksanaan Program Pemerintah dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi.

Dalam beleid tersebut, pemerintah menempatkan dana total Rp 200 triliun kepada bank-bank Himbara. Rinciannya adalah ke PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Rp 55 triliun, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp 55 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 55 triliun, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Rp 25 triliun, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp 10 triliun.

Kebijakan ini bertujuan untuk mendongkrak likuiditas perbankan. Diharapkan gelontoran likuiditas tersebut akan dimanfaatkan perbankan untuk lebih agresif dalam menyalurkan kredit.

Ya, perbankan masih menjadi sumber utama pembiayaan ekspansi rumah tangga dan dunia usaha. Perbankan adalah darah yang membuat nadi ekonomi Tanah Air berdenyut.

Namun laju pertumbuhan kredit perbankan melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada Juli adalah 6.6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Ini menjadi yang terlemah sejak Maret 2022.

"Dalam pandangan kami, penempatan dana ini bisa mempercepat transmisi kebijakan moneter ke sistem perbankan,"

sebut riset BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS).

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) sudah tiga kali menurunkan suku bunga acuan tahun ini. Kini BI Rate berada di 5%, terendah sejak Oktober 2022 atau hampir tiga tahun terakhir.

"Kami menilai penurunan suku bunga acuan saja tidak cukup untuk untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan. Sebab, transmisi yang efektif membutuhkan likuiditas yang memadai untuk menekan biaya dana (cost of fund), serta perbaikan sentimen untuk meredam kekhawatiran kualitas aset," lanjut riset BRIDS.

Penempatan dana pemerintah di perbankan, tambah riset BRIDS, jelas akan menurunkan cost of fund karena perbaikan likuiditas. Suku bunga di pasar uang bisa bergerak turun dan berpotensi untuk menaikkan ekspansi penyaluran kredit secara lebih substansial.

Sementara itu, riset PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyebut penempatan dana pemerintah Rp 200 triliun di bank-bank Himbara apabila berlangsung hingga kuartal I-2026 maka akan mendorong pertumbuhan kredit hingga 10% yoy. Dengan skenario yang paling optimistis, kredit bisa tumbuh 11,4% yoy.

Andai penempatan dana tersebut diperpanjang hingga akhir 2026, maka dampaknya akan lebih signifikan. Skenario dasar adalah pertumbuhan kredit 10% yoy, dengan skenario paling optimistis di 15,7%.

"Kami melihat penempatan dana pemerintah akan menciptakan money multiplier yang lebih tinggi jika dana tersebut sudah disalurkan ke sektor riil. Kami memproyeksikan pertumbuhan kredit bisa mencapai 13-16% yoy pada tahun 2026 dengan asumsi program penempatan tersebut tetap berlanjut hingga akhir tahun depan,"

ungkap riset BNI.

Saat kredit tumbuh tinggi, artinya rumah tangga dan dunia usaha memiliki kapasitas untuk melakukan ekspansi. Hasilnya, konsumsi rumah tangga dan investasi (dua motor utama dalam pembentukan PDB) bisa terangkat sehingga pertumbuhan ekonomi terpacu lebih cepat.

"Kami memperkirakan penyaluran dana Rp 200 triliun kepada sektor riil dapat mempersempit gap antara pertumbuhan ekonomi aktual dan potensialnya. Indonesia telah mencatatkan negative output gap sejak commodity boom berakhir. Kami menghitung pertumbuhan ekonomi potensial Indonesia berada di level 5,5%," tegas riset BNI.

Tambahan Data

Reporter

Hidayat Setiaji

Ruisa Khoiriyah

M Julian Fadli

Penulis

Hidayat Setiaji

Fotografer

Andrean Kristanto

Desain dan Pengembangan

Arie Pratama

Asfahan Yahsyi

G H Pamungkas

William Rince