Logo Bloomberg Technoz

Risiko Finansial

Hadi menggambarkan jika Indonesia memaksakan impor minyak mentah dan LPG dari Rusia dan pada akhirnya ikut terpapar sanksi, maka badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang memiliki urusan bisnis dengan perusahaan negara tersebut akan kehilangan akses terhadap sektor keuangan AS.

Di sisi lain, Hadi juga menyatakan banyak BUMN Indonesia yang menerbitkan surat utang di AS. Dengan begitu, jika Indonesia dijatuhi sanksi gegara impor migas dari Rusia maka surat utang tersebut berisiko kehilangan dukungan dari sektor perbankan AS.

“Menurut saya kita realistis saja, dengan keadaan hubungan dagang dengan AS yang masih banyak PR [pekerjaan rumah] yang perlu diselesaikan maka terlalu beresiko,” tegas Hadi.

Sebagai informasi, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi mengumumkan sanksi terhadap produsen minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil.

Rosneft—yang dikelola negara, dipimpin oleh sekutu dekat Putin Igor Sechin — dan Lukoil—yang dikelola swasta — adalah dua produsen minyak terbesar Rusia, yang bersama-sama menyumbang hampir setengah dari total ekspor minyak mentah negara itu, menurut perkiraan Bloomberg.

AS meluncurkan paket sanksi keuangan besar pertamanya terhadap perekonomian Presiden Vladimir Putin, sebagai bagian dari upaya baru untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Departemen Keuangan AS memasukkan perusahaan minyak raksasa milik negara itu, dan Lukoil PJSC, ke dalam daftar hitam karena "kurangnya komitmen serius Rusia terhadap proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina," menurut sebuah pernyataan pada Rabu (22/10/2025) waktu setempat.

Transaksi yang melibatkan kedua perusahaan tersebut harus dihentikan paling lambat 21 November, menurut Pemerintah AS.

Negara yang mengimpor migas Rusia berpotensi terpapar sanksi yang mencakup pemutusan akses ke dolar dari sistem perbankan Barat, atau dibekukan oleh produsen, pedagang, pengirim, dan perusahaan asuransi Barat yang menjadi tulang punggung pasar komoditas global.

Di sisi lain, Inggris menjatuhkan sanksi kepada Rosneft dan Lukoil sepekan yang lalu, yang telah meningkatkan tekanan pada pembeli seperti kilang-kilang minyak India. Uni Eropa juga akan mengumumkan paket sanksi baru yang akan mencakup larangan impor gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya mensinyalir Indonesia makin serius untuk mengeksekusi rencana impor minyak mentah dan LPG dari Rusia.

Hal tersebut disampaikan usai kunjungan delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburg pada 18—20 Juni 2025.

“Sudah ada tim dari Rusia yang akan datang ke Indonesia untuk memulai menindaklanjuti apa yang diomongkan [pertemuan bilateral] minggu lalu,” kata Bahlil dalam wawancara dengan Liputan6 TV, medio Juni.

Dia menggarisbawahi harga yang ditawarkan Rusia harus lebih murah atau kompetitif dibandingkan dengan negara lain.

Di sisi lain, Indonesia memang harus mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada, tetapi tetap membutuhkan kerja sama dengan negara lain.

“Kalau kerja sendiri saya yakin optimalisasinya tidak akan semaksimal kalau kita melakukan kolaborasi dengan teman-teman investor dari luar,” tuturnya.

Bahlil juga menuturkan dia bersama Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri telah berkomunikasi dengan sejumlah BUMN migas Rusia.

Selain membahas impor minyak mentah dan LPG, Bahlil mengatakan RI akan kerja sama dengan RI-Rusia terkait dengan pengembangan sumur minyak tua karena Rusia memiliki teknologi yang lebih maju.

Dia saat itu mengungkapkan Rusia akan berinvestasi lebih dari US$10 miliar di sektor hulu migas Indonesia. 

Dalam kesempatan terpisah sebelumnya, Pertamina mengungkapkan Indonesia sudah mulai mengeksekusi impor minyak mentah dari Rusia, setelah lama menjadi wacana pemerintah.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengonfirmasi kebijakan impor minyak mentah dari Rusia “masih dibuka” pemerintah, dan akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang berlaku.

PT KPI sudah terlebih dahulu mendata kebutuhan minyak mentah untuk kilang-kilang perseroan dan pengadaannya dilakukan melalui lelang terbuka, termasuk untuk minyak mentah dari Rusia.

Taufik mengungkapkan proses tender pengadaan minyak mentah untuk KPI pun telah dibuka sejak Mei tahun lalu, dan beberapa minyak asal Rusia telah masuk. Meski demikian, dia tidak mendetailkan volumenya.

“Termasuk crude Rusia. Ada beberapa crude Rusia yang masuk. Kita juga akan sesuai dengan peraturan OPEC-nya. [...] Tetap harus mengikuti aturan itu,” ujarnya saat ditemui di agenda IPA Convex di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).

(azr/wdh)

No more pages