Laporan mencatat bahwa sepanjang 2024, PHI berhasil memanfaatkan lebih dari 3,8 gigajoule energi terbarukan untuk mendukung operasional anak perusahaannya. Melalui program Project One Sheet (POS), perusahaan mencatatkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) lebih dari 153,6 ribu ton CO₂e—sekitar 110 persen dari target.
Kontribusi signifikan juga datang dari penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti B35 dan B40, yang menyumbang 38,19 persen dari total reduksi emisi PHI. Konservasi air berhasil menghemat lebih dari 118,6 ribu meter kubik, sedangkan pengelolaan limbah berbasis ekonomi sirkular mencakup lebih dari 51 ribu ton limbah—setara 93,3 persen dari total timbulan limbah operasional.
Dalam aspek pelestarian keanekaragaman hayati, PHI mencatat pencapaian Biodiversity Action Plan (BAP) hingga 110 persen, dengan pelaporan GRK yang akurat hingga 108,5 persen—mencerminkan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas lingkungan.
Di bidang sosial, PHI melaksanakan 74 program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL/CSR) melalui tiga anak perusahaan utama. PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menjalankan 28 program untuk sekitar 3.500 penerima manfaat. PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) melaksanakan 24 program untuk 2.800 individu, sementara PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) menggelar 22 program untuk 1.400 orang. Program difokuskan pada pendidikan, kesehatan, budaya, serta pemberdayaan ekonomi lokal, termasuk penguatan UMKM.
Dari sisi tata kelola, PHI memperkuat penerapan Good Corporate Governance (GCG), yang diwujudkan dalam integritas organisasi dan pengambilan keputusan berkelanjutan. Perusahaan juga mempertahankan Sertifikat SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) sebagai bukti komitmen terhadap etika dan transparansi.
Melalui laporan ini, PHI menegaskan bahwa keberlanjutan bukan hanya kewajiban pelaporan, tetapi merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam mewujudkan ketahanan energi nasional dan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
(tim)
