PHE terus mengembangkan teknologi untuk peningkatan produksi migas, termasuk injeksi EOR Steamflood pertama di Lapangan North Duri Development (NDD) Area-14, Proyek Simple Surfactant Flood (SSF) Stage-1 di Lapangan Balam South-Zona Rokan, CO2 interwell injection di Lapangan Sukowati, serta Put on Production and Exploration (POPE) sumur Astrea, Pinang East, dan Akasia Prima.
Dari sisi inovasi eksplorasi dan dekarbonisasi, PHE secara aktif mengevaluasi peluang new venture, seperti geologic hydrogen dan Carbon Capture Storage (CCS). PHE merencanakan pengembangan dua CCS Hub dan sejumlah satelit yang ditargetkan memiliki kapasitas penyimpanan hingga 7,3 Giga Ton, dengan target reduksi emisi 68% dari sektor energi pada 2060.
PHE juga menyiapkan sejumlah proyek strategis yang akan mulai beroperasi pada semester II 2025, antara lain pengembangan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) EP dengan kapasitas total 9.000 barel cairan per hari (BLPD) dan 22 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Selain itu, ada Proyek Sisi Nubi dengan kapasitas rata-rata 30 MMSCFD per platform, Proyek CEOR Lapangan Minas Area A Stage-1 yang diharapkan menambah recovery factor sebesar 17–22%, dan Proyek Lapangan OO-OX yang diperkirakan menghasilkan tambahan 2.996 BOPD dan 21,26 MMSCFD.
Dukungan terhadap industri nasional juga dilakukan melalui optimalisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Hingga pertengahan 2025, realisasi TKDN barang dan jasa PHE mencapai 63,29 persen.
PHE juga menegaskan komitmennya pada tata kelola perusahaan yang bersih dan berkelanjutan. Perusahaan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas berdasarkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), serta menjalankan prinsip Zero Tolerance on Bribery dengan menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berbasis ISO 37001:2016.
(tim)






























