Logo Bloomberg Technoz

Pertamina Sebut Impor Migas AS Berisiko, Bahlil: Tak Ada Alasan

Mis Fransiska Dewi
23 May 2025 15:20

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia didampingi Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri melakukan pengecekan uji sample Pertamax (Dok. Pertamina)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia didampingi Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri melakukan pengecekan uji sample Pertamax (Dok. Pertamina)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tidak menerima alasan keberatan atas rencana pemerintah untuk merealokasi impor migas ke Amerika Serikat (AS), sebagai bagian dari upaya negosiasi untuk meredam dampak tarif resiprokal Presiden Donald Trump.

Hal ini merespons pernyataan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri yang menyatakan terdapat sederet risiko yang akan dihadapi perseroan jika harus mengemban tugas impor migas lebih banyak dari Negeri Paman Sam.

Enggak ada alasan, toh LPG [liquefied petroleum gas] kita juga kan kita impor dari Amerika; 59% dari total impor LPG nasional. Enggak ada soal,” kata Bahlil ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (23/5/2025).

Simon sebelumnya mengatakan Pertamina pada dasarnya mendukung upaya negosiasi pemerintah. Akan tetapi, terdapat sederet risiko yang harus dihadapi perseroan jika harus mengimpor minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan LPG lebih banyak dari AS. 

“Menindaklanjuti rencana peningkatan porsi impor migas dari AS ini tentu tidak lepas dari berbagai tantangan teknis dan risiko yang harus dipertimbangkan secara matang,” ujarnya saat rapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (22/5/2025).

PT Pertamina International Shipping (PIS) tambah armada kapal tipe Very Large Gas Carriers (VLGC) yang dinamai Kapal Pertamina Gas Dahlia. (Dok. PIS)