Logo Bloomberg Technoz

Pagi Ini Menguat, Rupiah Masih Berisiko Melemah Lagi

Ruisa Khoiriyah
21 March 2023 09:50

Ilustrasi Rupiah dan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah dan dolar AS (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah pagi ini, Selasa (21/3/2023), tampak lebih bersemangat menyusul optimisme yang melingkupi pasar saham di Amerika Serikat (AS), Eropa, hingga Asia. Membuka perdagangan, pairing USD/IDR melemah di posisi 15.338, membawa rupiah menguat tipis 23 bps, pada pukul 09:14 WIB.

Namun, kemungkinan tekanan terhadap nilai tukar rupiah hari ini belum akan hilang. Faktornya  pergerakan dolar AS yang diprediksi akan semakin naik pamor, menyusul krisis perbankan di AS dan Eropa.

Wall Street ditutup menguat dini hari tadi dengan indeks S&P 500 naik 0,9%. Walau pasar terlihat masih grogi dengan perkembangan terbaru terkait perbaikan sektor perbankan yang telah mengguncang portofolio sepekan terakhir. Kini perhatian pemodal akan lebih banyak mengarah pada The Federal Reserves, Bank Sentral AS. 

Komite Pengambil Kebijakan The Fed (FOMC) akan menggelar rapat pada pekan ini. Mengacu pada CME FedWatch, probabalitas Fed mengerek bunga sebesar 25 bps mencapai 73,1%. Adapun yang memperkirakan Fed menahan bunga karena memburu stabilitas sektor perbankan, probabilitasnya mencapai 26,9%.

Tidak menaikkan bunga akan memberi kesan pada pasar bahwa bank sentral mungkin mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh pasar.

Min Dai dan Gek Teng Khoo, Strategist Morgan Stanley

Dolar AS akan makin perkasa

Indeks dolar AS terlihat menguat ke posisi 103,329 pada pukul 09:03 WIB. Morgan Stanley memperkirakan greenback akan menguat dalam beberapa pekan ke depan di tengah krisis perbankan dan langkah Fed menaikkan bunga acuan demi menjinakkan inflasi.