Dampak Resesi AS dan Dinamika Industri Digital di Indonesia
Bloomberg Technoz, Jakarta - Amerika Serikat (AS) menuju dalam zona resesi dengan tingkat pengangguran yang terus meningkat menjadi salah satu indikator utamanya, menurut Kepala Ekonom Citi Indonesia, Helmi Arman. Pada Juli 2024, tingkat pengangguran di AS melonjak menjadi 4,3 persen dari sebelumnya 4,1 persen pada bulan Juni.
Helmi Arman menjelaskan bahwa peningkatan pengangguran ini merupakan sinyal jelas bahwa ekonomi AS mungkin sedang berada di ambang resesi. Hal ini menandakan kemungkinan perlambatan ekonomi yang lebih mendalam, yang berpotensi memberikan dampak signifikan pada pasar global. Dalam konteks ini, negara-negara berkembang seperti Indonesia bisa memanfaatkan perubahan dinamika pasar untuk keuntungan mereka.
Ketidakpastian ekonomi di AS diprediksi akan memaksa Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk menurunkan suku bunga. Citi Indonesia memperkirakan bahwa The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali pada sisa tahun 2024.
Dalam forum Citi Indonesia Digital Leaders Summit 2024 juga dibahas berbagai topik lainnya terkait industri digital di Indonesia. Sesi pertama yang bertajuk 'Profitable Pathways: The Search for Quality Digital Growth in Indonesia' menghadirkan pembicara seperti CFO dan Co-Founder Astro Indonesia, Marcella Moniaga, Co-Founder & CEO OY!, Jesayas Ferdinandus, serta Head of Customer Engineering - Digital Natives, Indonesia, Google Cloud, Wisu Suntoyo. Diskusi dipandu oleh Co-Founder Cube Asia, Simon Torring.
Para pembicara membahas berbagai aspek industri digital di Indonesia, yang menunjukkan pertumbuhan pesat di sektor e-commerce, fintech, dan OTAs. Namun, tantangan seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) dan ketidakpastian ekonomi tetap ada. Meskipun sektor digital mengalami masa sulit, ada tanda-tanda pemulihan dengan adanya investasi baru dan peningkatan pendapatan di beberapa startup. Sektor fintech juga tetap kompetitif dengan banyak perusahaan menawarkan layanan dengan harga bersaing.
Pada sesi Panel 2, topik 'Grasping the Opportunities and Managing the Risks from AI Business Integration' dengan pembicara Director Ministry of Communication and Information Technology, Republic of Indonesia, Bambang Dwi Anggono, National Technology Officer Microsoft Indonesia, Panji Wasmana serta Global Head of Emerging Commerce Solutions at Citi, Deven Somaya dengan moderator CEO Bloomberg Technoz, Roger Finnie. Teknologi AI generatif telah mengubah interaksi pelanggan dan memberikan dampak besar di sektor keuangan dan telekomunikasi. Prediksi menunjukkan bahwa kemajuan teknologi ini akan memengaruhi berbagai sektor di masa depan.
Diskusi juga menyoroti pentingnya inovasi AI untuk keberhasilan perusahaan, terutama unicorn teknologi di Indonesia. Manajemen perusahaan besar dan penanganan tantangan teknologi menjadi fokus utama, dengan pendidikan sebagai kunci untuk menghadapi perubahan keterampilan yang diperlukan.
(tim)